Pertemuan tersebut diselenggarakan Badan PBB yang akan berlangsung pada 30 November 2015. Jokowi mengatakan, kehadiran Indonesia dalam konferensi tersebut untuk memberi dukungan politik yang hasilnya berupa komitmen dalam konferensi sebelumnya.
"COP21 ini dukungan Indonesia terhadap komitmen pada perubahan iklim," ujar Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (29/11/2015) pagi.
Jokowi mengatakan, Indonesia berada di posisi yang rawan jika terjadi perubahan iklim yang cepat. Jika air laut pasang, maka akan mengancam sejumlah wilayah di bibir pantai.
"Kita punya belasan ribu pulau yang itu bisa membahayakan kalau terjadi kenaikan air laut," kata Jokowi.
Selain itu, lanjutnya, akan disampaikan juga rencana Indonesia untuk membentuk badan restorasi gambut dan mengkaji kembali perizinan yang sudah lama.
"Ada pihak tertentu yang izinnya harus dicabut, ya dicabut. Ada daerah yang memang sebagai gunung tampungan air, yang tidak boleh produksi sawit, ya harus dicabut," kata Jokowi.
Sebanyak 147 pimpinan negara yang akan hadir di acara tersebut.
Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan bahwa Presiden Jokowi juga akan menyampaikan isu mengenai kebakaran lahan gambut dalam COP 21. Presiden menilai kebakaran lahan gambut bukan persoalan Indonesia saja, melainkan juga dunia.
"Indonesia berharap dunia memikirkan persoalan itu. Bukan hanya menyalahkan, dan ketika tidak ada apa-apa, hutan kita dianggap sebagai paru-paru dunia," kata Pramono.
Baca juga: Pagi Ini Jokowi Bertolak ke Paris untuk Hadiri KTT Perubahan Iklim
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.