Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut Seharusnya Tak Ambil Sikap Berseberangan dengan Sudirman Said

Kompas.com - 24/11/2015, 08:54 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Pusat Studi Keamanan dan Politik Universitas Padjadjaran Bandung, Muradi, mempertanyakan sikap Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan yang berseberangan dengan langkah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said.

Hal ini terkait pelaporan yang dilakukan Sudirman ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) terhadap Ketua DPR Setya Novanto.

Sebagai Menko, menurut dia, Luhut seharusnya mendukung laporan terhadap Ketua DPR yang diduga mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Sikap Luhut ini memperkeruh. Seharusnya, dengan posisi dia, tidak membuat dia mengatakan laporan Sudirman itu tidak mendapat restu Presiden. Itu seharusnya bagian dari internal manajemen isu," kata Muradi saat dihubungi, Senin (22/11/2015). 

Menurut Muradi, langkah Sudirman melaporkan Setya bagian dari mengungkap dugaan ada yang bermain dalam perpanjangan kontrak PT Freeport. 

"Pak Luhut jangan mentang-mentang karena dekat dengan Presiden lalu justru berbuat hal kontraproduktif. Saya apresiasi yang dilakukan Sudirman Said, terlepas dia punya motif," kata dia. 

Pernyataan Luhut bahwa Presiden Jokowi tak merestui langkah Sudirman dinilai Muradi menunjukkan tak solidnya internal kabinet.

"Tak seharusnya Luhut merasa gagah lalu mengatakan ke publik tak ada restu Presiden. Yang seperti itu tak usah diungkapkan ke publik. Akhirnya, publik membaca ada conflict interest terkait Freeport," kata Muradi.  

Oleh karena itu, menurut dia, Luhut seharusnya bisa menahan diri. 

Nama Luhut sendiri disebut-sebut sebanyak 16 kali dalam transkrip percakapan antara Novanto, Riza, dan Maroef. Namun, Luhut merasa pemerintah tak punya waktu untuk memperpanjang masalah ini ke jalur hukum karena pemerintah sedang fokus membangun ekonomi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Usulan 18.017 Formasi ASN Kemenhub 2024 Disetujui, Menpan-RB: Perkuat Aksesibilitas Layanan Transportasi Nasional

Nasional
Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com