Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Perjuangan Pramoedya Ananta Toer

Kompas.com - 10/11/2015, 13:17 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Setiap pejuang bisa kalah dan terus-menerus kalah tanpa kemenangan, dan kekalahan itulah gurunya yang terlalu mahal dibayarnya. Tetapi biarpun kalah, selama seseorang itu bisa dinamai pejuang dia tidak akan menyerah. Bahasa Indonesia cukup kaya untuk membedakan kalah daripada menyerah."

Petikan kata dalam surat terbuka Pramoedya Ananta Toer (Pram) di Lembaran Kebudayaan "Lentera" surat kabar Bintang Timur, 17 November 1963, menunjukkan bahwa arti kata pejuang di mata seorang Pram adalah mereka yang tak kenal menyerah apapun upayanya.

Bakor Hutahusut (Buchori), seorang konseptor manifes kebudayaan, sempat mempertanyakan nilai perjuangan Pram.

Tepat di hari pahlawan, 10 November 1963, Buchori menulis surat terbuka berjudul "Apakah Bung Pram Memang Revolusioner?" di surat kabar yang sama.

Pada masa revolusi, tepatnya 1946, Pram sempat ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara oleh tentara Belanda.

Namun, di dalam penjara Pram mampu menulis dan menghasilkan berbagai karya. Misalnya Keluarga Gerilya, Perburuan, dan Di Tepi Kali Bekasi.

Buchori mengkritik keras karena Pram tak mencoba melarikan diri sebagai tawanan saat itu dan malah asyik menulis buku-bukunya di Penjara Bukit Duri dengan alat-alat tulisnya, yang disebut Buchori didapatkan dari orang-orang Belanda.

Menurut dia, seorang revolusioner atau pejuang haruslah berjuang secara fisik. 

Pram dicap sebagai pemecah belah potensi nasional lantaran asyik menulis di tengah perang revolusi.

"Dalam revolusi yang dimenangkan tidak ada kesusastraan revolusioner, karena para pengarang revolusioner meletakan pena dan berjuang secara fisik meruntuhkan terlebih dahulu kekuasan kaum reaksioner guna memenangkan revolusi," kata Buchori mengutip seorang penulis Tiongkok abad ke-20, Lu Hsun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Kepala Daerah Mutasi Pejabat Jelang Pilkada 2024 Bisa Dipenjara dan Denda

Nasional
KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Daftar 33 Pengajuan Amicus Curiae Sengketa Pilpres 2024 di MK

Nasional
Apa Gunanya 'Perang Amicus Curiae' di MK?

Apa Gunanya "Perang Amicus Curiae" di MK?

Nasional
Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Dampak Erupsi Gunung Ruang: Bandara Ditutup, Jaringan Komunikasi Lumpuh

Nasional
Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Megawati Lebih Pilih Rekonsiliasi dengan Jokowi atau Prabowo? Ini Kata PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com