Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Anak Buah Jero Mengaku Disuruh Teken Surat Dinas Perjalanan Fiktif

Kompas.com - 02/11/2015, 18:12 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi menghadirkan sejumlah mantan anak buah Jero Wacik, yang saat itu menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata.

Mereka disinggung soal adanya nota dinas perjalanan fiktif demi menutupi pengeluaran Jero yang tidak bisa ditanggung dana operasional menteri (DOM). Nota dinas fiktif itu dibuat oleh Biro Keuangan

Salah satu saksi, mantan Kepala Sub Bagian Perbendaharaan I Kemenbudpar, Burhan Siregar mengaku pernah disuruh menandatangani nota dinas perjalanan yang tak pernah dihadirinya.

"Pernah, saya lupa ke mana saja," kata Burhan saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (2/11/2015).

Saat itu, Burhan mengaku diminta oleh staf Biro Keuangan bernama Muniati Suktani untuk menandatangani nota dinas itu. (baca: Mantan Bawahan Mengaku Jero Wacik Protes Saat Anggaran DOM Diturunkan)

Burhan tidak mencoba bertanya untuk apa dia harus meneken surat tersebut. Sebagai imbalan, Burhan menerima Rp 500.000 dari Biro Keuangan.

Saksi lainnya, yaitu staf Tata Usaha Menteri, Surtini, juga mengaku pernah menandatangani surat perjalanan dinas fiktif pada tahun 2008. Salah satunya nota dinas perjalanan ke Palangkaraya.

Ia mengatakan, nota dinas itu memang ada, tapi dia tidak diberangkatkan ke sana. (baca: Jero Wacik Perintahkan Anak Buahnya Lenyapkan Dokumen)

"Pernah tanya untuk apa?" tanya jaksa.

"Tidak," jawab Surtini Supriati, salah satu mantan anak buah Jero juga mengaku hal serupa.

Ia mengaku menerima Rp 500.000 sebagai kompensasi karena telah menandatangani nota dinas fiktif itu. (baca: Pesta Ultah Jero Senilai Rp 349 Juta Dibiayai dari Gratifikasi)

Sementara bagi saksi lainnya, uang kompensasi itu beragam mulai dari Rp 300.000 hingga Rp 500.000 untuk lebih dari satu kali perjalanan fiktif.

Sebelumnya, mantan Kepala Bagian Tata Usaha Pimpinan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Luh Ayu Rusminingsih, mengaku kerap diminta Jero Wacik memenuhi kebutuhan pribadi Jero dan keluarganya.

Contohnya, mengikutsertakan anak dan istrinya mengikuti kunjungan kerja menteri di dalam negeri, membelikan tiket anak Jero untuk studi di luar negeri. (baca: Bantu Pencitraan Jero Wacik, Pemred "Indopos" Terima Rp 2,5 Miliar)

Kemudian, membelikan tiket konser untuk anak Jero dan membeli tas serta selendang untuk istri Jero. Seluruh pembelian itu berasal dari dana operasional menteri (DOM).

Ayu mengaku harus menggelembungkan harga dalam sejumlah penggunaan DOM dan membuat laporan fiktif untuk menutupi penggunaan DOM yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com