Hujan buatan tersebut dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup, dan Kehutanan (KLHK), serta TNI AU.
Melalui informasi dari BNPB, sejumlah empat pesawat terbang, yaitu tiga pesawat Casa dan satu pesawat CN-295 terus terbang melakukan penyemaian awan.
"Pesawat ditempatkan di Pekanbaru, Palembang, Pontianak, dan Palangkaraya," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran persnya, Sabtu (31/10/2015).
Sutopo menjelaskan, sesuai dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, pada 26 hingga 31 Oktober 2015 hujan dan awan-awan potensial banyak terdapat di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Atas dasar itulah, menurut Sutopo, pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan.
Presiden Joko Widodo bahkan telah memerintahkan sejumlah pihak untuk meningkatkan hujan buatan saat kondisi awan seperti sekarang.
"Bahkan TNI AU akan mengirim pesawat Hercules C-130 untuk hujan buatan," tutur Sutopo.
Sutopo juga menjelaskan proses hujan buatan, bahwa garam dapur dengan butiran sangat kecil ditaburkan pada awan-awan Cummulus.
Butir NaCl tersebut bersifat higroskopis yang menyerap butir-butir air dalam awan sehingga bertambah besar ukuran butirnya.
"Adanya proses tumbukan dan penggabungan di dalam awan menyebabkan turunnya hujan," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.