JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Khusus Pelindo II di DPR RI mencecar mantan Komisaris Jenderal Budi Waseso dengan pertanyaan mengapa ia dirotasi secara tiba-tiba dari jabatan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
Sejumlah anggota Pansus Pelindo II menganggap rotasi itu ada hubungannya dengan langkah Bareskrim yang mengusut kasus dugaan korupsi pengadaan mobile crane di PT Pelindo II.
Salah satu indikasinya tampak pada saat Bareskrim menggeledah kantor PT Pelindo II di Tanjung Priok Jakarta pada akhir Agustus 2015.
(Baca Bareskrim Geledah Kantor PT Pelindo II Terkait Dugaan Korupsi "Mobile Crane")
Ketika itu, Direktur Utama Pelindo II Ricard Joost Lino sempat berbicara dengan Sofyan Djalil melalui sambungan telepon. Dalam percakapan di depan media massa itu, Lino memprotes penggeledahan tersebut dan mengultimatum Presiden Joko Widodo bahwa dia akan mundur dari jabatannya.
Beberapa hari setelah peristiwa itu, Budi dirotasi menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional.
"Yang kami bingung adalah, kenapa orang itu (RJ Lino) melakukan pelanggaran hukum dan malah tidak bisa diusut. Malah yang digeser adalah Bapak Budi Waseso?" ucap anggota pansus dari Hanura, Nurdin Tampubolon.
"Menurut Bapak, apakah nyesal enggak diganti? Apakah Bapak diganti karena kasus Pelindo II atau apa? Setahu Bapak, kenapa?" ujar anggota Pansus dari Partai Keadilan Sejahtera, Refrizal.
Anggota Pansus dari Partai Amanat Nasional Daeng Muhammad menilai bahwa dengan adanya rotasi itu, telah ada upaya intervensi hukum terhadap kerja yang dilakukan kepolisian.
"Ada pesan moral bahwa institusi kepolisian bisa dihabisi. Jadi ada apa dengan bangsa ini?" ucapnya.
Sementara itu, anggota Pansus dari Partai Persatuan Pembangunan, Epyardi, meminta agar Kabareskrim yang baru tetap melanjutkan apa yang sudah dikerjakan oleh Budi.
"Boleh Kabareskrim berganti. Tapi Bareskrim tetap ada. Kabareskrim yang baru harus mengusut terus kasus ini," ucap dia.
Menanggapi pertanyaan beruntun itu, Budi menjawab dengan santai. Dia mengakui bahwa rotasi itu memang datang tiba-tiba. Namun, dia tidak pernah memikirkan sebabnya dan siap ditempatkan di mana saja.
"Jadi kepindahan kami itu suatu hal yang biasa saja, nothing to lose," kata Budi.
Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan Kabareskrim Anang Iskandar terkait berbagai kasus yang tengah disidik, termasuk kasus Pelindo II ini. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Anang dan tak akan mengintervensi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.