JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menilai bahwa kerusuhan yang terjadi pada laga final Piala Presiden 2015, Minggu kemarin, merupakan gambaran pendidikan di lingkungan hidupnya.
"Begitu seorang anak tumbuh, maka dia adalah hasil pendidikan di rumah dan di sekolah serta lingkungan. Jadi itulah potret kita," ujar Anies di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Senin (19/10/2015).
Anies merasa khawatir karena kerusuhan itu melibatkan banyak anak di bawah usia pendidikan.
Ia mengajak seluruh pihak untuk sama-sama mencari solusi dan membereskan masalah pendidikan di Indonesia.
Anies juga meminta agar semua pelanggaran yang dilakukan oleh oknum-oknum tersebut diproses secara hukum.
"Kita ingin semua anak-anak kita tidak melakukan kekerasan dan bisa bekerja dengan konstruktif," kata Anies.
Dalam kesempatan yang sama, Anies beserta jajaran di Kemendikbud melaporkan data kinerja satu tahun Kemendikbud. Pendidikan dan kebudayaan dinilai sebagai kunci dalam meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia.
Laporan yang disampaikan meliputi tiga strategi penting dalam menyusun rencana kerja di Kemendikbud.
Strategi itu terkait penguatan pelaku pendidikan dan kebudayaan, peningkatan efektivitas birokrasi dan peningkatan mutu dan akses.
"Jadi kita akan konsentrasi pada manusianya dan pada ekosistemnya, kemudian kita terjemahkan dalam tiga strategi tersebut," kata Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.