Aju juga mengatakan bahwa Indonesia bisa kuat, hebat, dan disegani negara lain jika terus menjaga kebersamaan dan memperkokoh kemajemukan. Namun, menurut dia, nilai-nilai kebersamaan ini diperlemah setelah Undang-Undang Dasar 1945 diamandemen.
"Yang paling membahayakan, Pancasila kita kehilangan arah melalui amandemen UUD terakhir pada 2002. Itu kita liberalis sekali. Perlu ada gerakan moral kembali ke ideologi sosialis Pancasila. Soekarno memang tidak bisa berkolaborasi dengan liberalis Amerika, tetapi Soekarno juga bukan PKI," kata dia.
Dalam acara peluncuran buku ini, hadir pula AAGAB Sutedja yang merupakan anak dari Gubernur Bali Sutedja. Kepada hadirin, Sutedja menegaskan bahwa ayahnya bukan PKI. Ia mengatakan bahwa Soekarno pun ketika itu telah menyatakan bahwa Gubernur Sutedja bukan anggota PKI.
"Beliau (Gubernur Sutedja) diantar ke ruangan kerja Soekarno yang di situ sudah ada Soeharto. Terjadilah penegasan dan Pak Soekarno mengatakan saya haqul yakin, kamu tidak tahu G30S, kamu tidak terlibat, kamu tetap Gubernur Bali," kata anak Sutedja menirukan pernyataan Soekarno kepada ayahnya ketika itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.