Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Granat Tak Setuju Sikap Budi Waseso Ingin Pidanakan Pengguna Narkoba

Kompas.com - 23/09/2015, 17:04 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Gerakan Anti Narkotika Nasional (GRANAT) Henry Yosodiningrat tidak setuju dengan sikap Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso terkait proses rehabilitasi dan penenggelaman kapal yang terbukti membawa narkotika.

Pertama, Henry tidak setuju atas pernyataan Budi memidanakan pengguna narkotika dan bukan merehabilitasinya. Menurut Henry, UU Narkotika jelas mengamanatkan pengguna dalam tahapan tertentu, harus direhabilitasi agar unsur kecanduannya hilang dan tidak kembali mengonsumsi narkotika. (baca: Budi Waseso Ingin Pengguna Narkoba Direhabilitasi di Penjara)

"Kedua, rehabilitasi itu tidak boleh dilakukan di pulau terpencil seperti yang dia (Budi Waseso) bilang. Ingat, rehabilitasi itu upaya memperbaiki psikis dan fisik pecandu, bukan malah diasingkan," ujar Henry di Jakarta Selatan, Rabu (23/9/2015).

Dalam upaya pemulihan psikis dan fisik para pecandu itu, lanjut Henry, mereka tidak bisa diperlakukan seperti layaknya narapidana yang terisolasi. Para pecandu, kata Henry, justru sebisa mungkin harus tetap bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat dan keluarganya. (baca: Buwas: Akan Ada Lapas Khusus Pengedar Narkoba di Pulau Terpencil)

Ketiga, Henry juga tak setuju atas pernyataan Budi yang berencana untuk menenggelamkan kapal yang terbukti membawa narkotika. Menurut Henry, wacana itu justru dapat mengaburkan pengusutan tindak pidana narkotika secara komprehensif.

Meski demikian, Henry tidak mau menyebut Budi tidak mengerti pemberantasan tindak pidana narkotika. Menurut Henry, Budi justru aktif menangani tindak pidana, hanya saja tidak fokus ke pemberantasan narkotika sehingga perlu banyak mendengar orang-orang lama di bidang tersebut. (baca: Kontras: Budi Waseso Masih Bersikap Kontroversial dan Menciptakan Kegaduhan)

"Yang harus diperhatikan, membongkar sindikat narkoba berbeda dengan berbeda dengan sindikat kejahatan lain. Karena sifat kejahatan narkotika itu internasional, terorganisir, konseptual, sistematis dan tertutup," ujar anggota Komisi II DPR dari Fraksi PDI Perjuangan itu.

Henry sendiri mengapresiasi keberadaan Budi di BNN. Jika selama ini Budi dianggap membuat gaduh, Henry justru berharap agar mantan Kepala Bareskrim itu semakin gaduh di BNN. Tentu, lanjut Henry, gaduh dalam artian positif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com