Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengeluh Dana Operasional Menteri ESDM Kecil, Jero Wacik Minta Ditambah

Kompas.com - 22/09/2015, 17:48 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jero Wacik menjadi salah satu menteri yang terkena reshuffle oleh Presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono, tahun 2011. Jero digeser dari posisinya sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Setelah diangkat menjadi Menteri ESDM, Jero baru mengetahui bahwa Dana Operasional Menteri di Kementerian ESDM tidak sebesar di Kemenbudpar. DOM yang dianggarkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) hanya sebesar Rp 120 juta per bulan. Sementara di Kemenbudpar, Jero mendapatkan Rp 300 juta per bulan.

"Jero Wacik menganggap DOM tersebut kurang menunjang kepentingannya," ujar jaksa Dody Sukmono di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (22/9/2015).

Jero kemudian menggelar rapat bersama Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM saat itu, Waryono Karno, Didi Dwi Sutrisnohadi (saat itu Kepala Biro Keuangan KESDM), Indriyati (saat itu Kepala Biro Kepegawaian KESDM) dan I Ketut Wiryadinata (saat itu Staf Khusus Menteri ESDM). 

Dalam pertemuan itu, Jero memerintahkan Waryono agar DOM di Kementerian ESDM sama dengan DOM di Kemenbudpar. (baca: Jero Wacik Didakwa Selewengkan Dana Operasional Menteri Rp 8,4 Miliar)

"'Masa kementerian sebesar ini anggaran operasional menterinya kecil sekali'. Kata Jero Wacik kepada Waryono Karno mengenai kecilnya DOM di Kementerian ESDM," papar jaksa ketika membaca dakwaan.

Waryono menuruti perintah Jero dan meminta bawahannya menemui Kepala Biro Keuangan dan Kepegawaian Kemenbudpar, Wardiatmo. Dari Wardiatmo, bawahan Waryono diminta tidak mengikuti jumlah DOM yang ditetapkan Kemenbudpar karena anggaranya yang sebesar Rp 3,6 miliar per tahun sudah menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan.

Waryono pun melaporkannya kepada Jero, tetapi Jero tetap bersikeras pada permintaannya. Oleh karena itu, Waryono mengumpulkan seluruh Kabiro dan Kepala pusat di Setjen Kementerian ESDM, termasuk Kepala Pusat Data dan Informasi Ego Syahrial dan Kepala Bidang Pusat Pengelolaan Barang Milik Negara (PPBMN) Sri Utami dalam rapat inti yang membahas permintaan Jero agar disediakan uang di luar DOM untuk memenuhi keperluan pribadinya.

Perbuatan tersebut yang kemudian menjerat Waryono sebagai terpidana kasus pengadaan kegiatan kesekjenan fiktif.

"Masing-masing Kabiro dan Kepala Pusat mengumpulkan dana yang berasal dari kegiatan pengadaan barang atau jasa yang antara lain diperoleh dengan cara membuat pertanggungjawaban fiktif atas kegiatan pengadaan dan melakukan pemotongan atas pencairan dana yang diajukan rekanan. Kemudian, hasilnya digunakan untuk memenuhi permintaan uang dari Jero Wacik," kata jaksa.

Dalam berkas dakwaan, Jero dianggap melakukan pemerasan terhadap Waryono, baik secara langsung maupun melalui anak buah Waryono. Uang tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi Jero, karena DOM di Kementerian ESDM tidak dapat menunjang keperluannya sebagaimana di Kemenbudpar.

Selama menjadi Menteri ESDM, Jero menerima uang sebesar Rp 10,381 miliar. Setelah beberapa kali menerima uang tersebut, pada awal 2013 Jero memanggil Waryono Karno dan bawahannya untuk membahas uang yang digunakan untuk keperluan pribadi Jero Wacik.

Jero kemudian memerintahkan agar bukti tanda terima uang yang diminta dan diterima Jero untuk keperluan pribadinya tersebut dirobek agar tidak tersebar.

"Lalu, Arief merobek tanda terima asli di hadapan Jero, Waryono, dan Didi," kata Jaksa.

Atas perbuatannya, Jero dijerat Pasal 12 huruf e atau Pasal 11 jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tipikor sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 Jo Pasal 65 ayat (1) KUHPidana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com