JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat mengingatkan ancaman negara gagal di tengah lemahnya perekonomian nasional. Menurut Demokrat, fenomena negara gagal tidak hanya ditandai dengan pertikaian politik seperti yang terjadi di Afrika atau Timur Tengah.
Untuk negara-negara demokratis yang baru berkembang seperti Indonesia, negara gagal kerap berawal dari krisis pada sektor ekonomi.
"Pemerintah Jokowi-JK harus menyadari ini dan jangan menganggap remeh akan kemungkinan munculnya spiral destruksi krisis ekonomi yang dialami Indonesia saat ini," kata Juru Bicara Partai Demokrat Kastorius Sinaga melalui siaran pers yang diterima wartawan, Jumat (11/9/2015).
Kastorius menyampaikan, perkembangan ekonomi belakangan ini sangat mencemaskan. Rupiah terus melorot ke ambang paling krisis, mirip ketika terjadinya krisis moneter pada 1998. (Baca: Ibas: Banyak yang Rindu dan Bilang "I Want SBY Back")
Gelombang pemutusan hubungan kerja, kata dia, tampak semakin nyata. Demikian juga dengan harga kebutuhan pokok yang semakin tidak terjangkau masyarakat miskin. (Baca: Kata Ibas, Ada yang Mulai Sadar Mengelola Negara Itu Tidak Mudah)
"Sementara itu, prediksi pemerintahan Jokowi bahwa pertumbuhan ekonomi akan meroket di kuartal terakhir tahun ini juga meleset, jauh panggang dari api. Ini karena rendahnya penyerapan fiskal serta merosotnya investasi riil. Di samping itu, daya beli terus melemah akibat merosotnya produktivitas masyarakat. Semua ini mengingatkan kita pada ancaman fenomena negara gagal," kata Kastorius.
Menurut dia, kalangan masyarakat menengah ke bawah mengalami tekanan krisis yang mengurangi kepercayaan mereka akan kapasitas pemerintah mengatasi masalah ekonomi, hukum, dan jaring pengamanan sosial.
Di tambah lagi dengan kegaduhan politik di tingkat elite kabinet dan parlemen yang berpotensi mengikis harapan masyarakat akan adanya perbaikan di ranah elite politik. (Baca: Sebut "I Want SBY Back", Ibas Dinilai Tak "Pede" dengan Kapasitasnya)
"Semua ini ibarat bom waktu yang bisa mengantar Indonesia ke ambang negara gagal (failed state). Gagal dari sisi ekonomi yang berujung pada gejolak politik," ujarnya.
Atas dasar itu, Kastorius mengingatkan pemerintah untuk kerja ekstra-keras mengendalikan krisis dan memberikan sinyal positif ke masyarakat akan adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi. (Baca: Kata Ibas, Ada yang Mulai Sadar Mengelola Negara Itu Tidak Mudah)
"Tidak sebaliknya, sibuk saling menyalahkan dan berlindung di balik kesulitan faktor global," kata Kastorius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.