Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Anggap Situasi Sekarang ibarat Bom Waktu yang Bisa Buat Negara Gagal

Kompas.com - 11/09/2015, 16:22 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Demokrat mengingatkan ancaman negara gagal di tengah lemahnya perekonomian nasional. Menurut Demokrat, fenomena negara gagal tidak hanya ditandai dengan pertikaian politik seperti yang terjadi di Afrika atau Timur Tengah.

Untuk negara-negara demokratis yang baru berkembang seperti Indonesia, negara gagal kerap berawal dari krisis pada sektor ekonomi.

"Pemerintah Jokowi-JK harus menyadari ini dan jangan menganggap remeh akan kemungkinan munculnya spiral destruksi krisis ekonomi yang dialami Indonesia saat ini," kata Juru Bicara Partai Demokrat Kastorius Sinaga melalui siaran pers yang diterima wartawan, Jumat (11/9/2015).

Kastorius menyampaikan, perkembangan ekonomi belakangan ini sangat mencemaskan. Rupiah terus melorot ke ambang paling krisis, mirip ketika terjadinya krisis moneter pada 1998. (Baca: Ibas: Banyak yang Rindu dan Bilang "I Want SBY Back")

Gelombang pemutusan hubungan kerja, kata dia, tampak semakin nyata. Demikian juga dengan harga kebutuhan pokok yang semakin tidak terjangkau masyarakat miskin. (Baca: Kata Ibas, Ada yang Mulai Sadar Mengelola Negara Itu Tidak Mudah)

"Sementara itu, prediksi pemerintahan Jokowi bahwa pertumbuhan ekonomi akan meroket di kuartal terakhir tahun ini juga meleset, jauh panggang dari api. Ini karena rendahnya penyerapan fiskal serta merosotnya investasi riil. Di samping itu, daya beli terus melemah akibat merosotnya produktivitas masyarakat. Semua ini mengingatkan kita pada ancaman fenomena negara gagal," kata Kastorius.

Menurut dia, kalangan masyarakat menengah ke bawah mengalami tekanan krisis yang mengurangi kepercayaan mereka akan kapasitas pemerintah mengatasi masalah ekonomi, hukum, dan jaring pengamanan sosial.

Di tambah lagi dengan kegaduhan politik di tingkat elite kabinet dan parlemen yang berpotensi mengikis harapan masyarakat akan adanya perbaikan di ranah elite politik. (Baca: Sebut "I Want SBY Back", Ibas Dinilai Tak "Pede" dengan Kapasitasnya)

"Semua ini ibarat bom waktu yang bisa mengantar Indonesia ke ambang negara gagal (failed state). Gagal dari sisi ekonomi yang berujung pada gejolak politik," ujarnya.

Atas dasar itu, Kastorius mengingatkan pemerintah untuk kerja ekstra-keras mengendalikan krisis dan memberikan sinyal positif ke masyarakat akan adanya tanda-tanda perbaikan ekonomi. (Baca: Kata Ibas, Ada yang Mulai Sadar Mengelola Negara Itu Tidak Mudah)

"Tidak sebaliknya, sibuk saling menyalahkan dan berlindung di balik kesulitan faktor global," kata Kastorius.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com