JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi III DPR RI Ruhut Sitompul mengkritik penggunaan karpet merah oleh pimpinan DPR di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
"Kenapa pimpinan DPR harus pakai karpet merah? Agar dihormati? Presiden saja tidak," kata Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Menurut dia, pimpinan DPR sudah salah langkah. Jika memang ingin dihormati, seharusnya pimpinan DPR memperlihatkan kinerja yang maksimal, bukan dengan memasang karpet merah. "Kepengin dihormati, ya prestasi dong," kata anggota Fraksi Partai Demokrat ini.
Ruhut mengaku pernah mencoba untuk melewati karpet merah tersebut. Namun, saat itu dia langsung dilarang oleh petugas pengamanan dalam. "Mau jalan saja jadi susah," ucapnya.
Sebagai anggota DPR, Ruhut pun kini merasa malu karena keberadaan karpet merah itu dikritik oleh Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang. Ruhut mengaku sudah sempat mengkritik keberadaan karpet merah itu saat pertama kali dipasang, tetapi tidak didengarkan.
"Sekarang malu lho kita diprotes sama Pak OSO (Oesman Sapta Odang)," ucap Ruhut.
Oesman Sapta sebelumnya mengeluhkan keberadaan karpet merah yang dipasang di pintu masuk utama Gedung Nusantara III DPR. Karpet tersebut terbentang dari depan pintu masuk hingga menuju lift ke ruang pimpinan DPR, MPR, dan DPD. (Baca: Oesman Sapta Risih Ada Karpet Merah di Pintu Masuk Gedung DPR)
Karpet itu mulai terpasang sejak DPR periode 2014-2019 yang dipimpin oleh Setya Novanto, tepatnya pada acara Konferensi Asia Afrika April 2015 lalu.
Aawalnya, karpet itu dipasang untuk menyambut tamu negara yang hadir. Namun, sejak event itu, karpet merah tersebut tidak pernah dicopot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.