JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh mengaku, setuju dengan rencana pembangunan gedung baru DPR. Namun, momen pembangunannya tidak pas karena perekonomian Indonesia saat ini sedang tidak stabil.
"Waktuya saja yang tidak tepat. Sebenarnya kita sukalah DPR membangun kantor. Kalau bisa 50 tingkat, 100 tingkat, bisa menggambarkan bangsa yang maju. (Tapi) Momennya salah. Momennya tidak cocok," kata Surya di Jagakarsa, Jakarta Selatan, Senin (31/8/2015).
Ia mengatakan, pembangunan Gedung DPR bisa menunjang kinerja anggota Dewan nantinya. (baca: Formappi: Makin Terlihat Aroma Permainan dalam 7 Proyek DPR)
"Jadi bukan berarti kita antipati. Momentumnya saja (tidak tepat). Tunda saja dulu, bagus," ucap Surya.
DPR merencanakan membangun gedung untuk ruang kerja anggota, alun-alun demokrasi, museum dan perpustakaan, jalan akses bagi tamu ke Gedung DPR, visitor center, pembangunan ruang pusat kajian legislasi, serta integrasi kawasan tempat tinggal dan tempat kerja anggota DPR. (baca: Fitra: Potensi "Mark Up" 7 Proyek DPR Sangat Tinggi)
Anggaran untuk proyek tersebut mencapai Rp 2,7 triliun, yang akan dibiayai secara multiyears atau tahun jamak. (Baca: Ketua Banggar: 7 Proyek DPR Butuh Anggaran Rp 2,7 Triliun)
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sebelumnya menanggapi santai soal proyek tersebut. Ia tak menyampaikan menolak atau menyetujui rencana pembangunan ketujuh proyek yang digagas Tim Implementasi Reformasi itu.
"Gedung DPR kegedean masuk buku APBN," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Selasa (25/8/2015).
Ia mengatakan, hingga kini, belum ada pembahasan antara pemerintah dan DPR terkait rencana proyek itu. Sebab, fokus pemerintah kini tengah membahas rencana penyusunan APBN 2016.
"Belum dibahas, belum ada di nota keuangan," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.