Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Minta DPR Tak Tersinggung oleh Sebutan "Rada-rada Beloon"

Kompas.com - 27/08/2015, 11:21 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah tidak ingin memperpanjang masalah tentang sebutan "rada-rada beloon" terhadap anggota parlemen. Ia meminta anggota DPR tidak tersinggung oleh ucapannya tersebut.

"Sudahlah," kata Fahri saat ditanya mengenai laporan anggota Fraksi Hanura terhadap ucapannya tersebut, Kamis (27/8/2015).

Fahri enggan menanggapi lagi perihal aduan tersebut. Adapun mengenai pembangunan tujuh proyek tersebut, Fahri menegaskan akan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Meski ada sejumlah fraksi yang tak sepakat, Ketua Tim Implementasi dan Reformasi Parlemen ini menegaskan bahwa pengerjaan tujuh proyek sudah sesuai mekanisme yang ada.

"Semua on the right track, by plan, bukan rencana pribadi, diketok di BURT, di Sekjen, dengan Banggar," kata Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Fahri mengatakan, berbahaya bila DPR tidak diperkuat sebab DPR mempunyai peran penting pada era demokrasi seperti sekarang ini. "DPR ini orang baik-baik. Bantu mereka memperkuat diri. Ini pilihan rakyat, jadi kalau saya pakai 'rada-rada', jangan tersinggung. Ini teori representasi," ucap politisi Partai Keadilan Sejahtera ini.

Anggota Fraksi Hanura, Inas Nasruloh Zubir, sebelumnya menyerahkan laporan ke sekretariat Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) karena merasa tersinggung atas pernyataan Fahri yang menyebut bahwa anggota DPR rada-rada beloon. Ia meminta Fahri segera meminta maaf lewat media massa. (Baca: Anggota F-Hanura Tuntut Fahri Hamzah Minta Maaf soal Sebutan Beloon)

"Kami minta ini segera diproses secepatnya agar marwah DPR ini terjaga dengan baik," kata Inas.

Dalam wawancara di televisi terkait pembangunan tujuh proyek DPR beberapa waktu lalu, Fahri Hamzah mengatakan, dalam tradisi demokrasi, pola pikir anggota Dewan harus diperkuat. Pasalnya, anggota parlemen dipilih rakyat bukan karena kecerdasannya, melainkan karena rakyat suka. (Baca: Ruhut: Jangan Gara-gara Gedung Baru, DPR Kita Jadi Beloon)

"Makanya kadang-kadang banyak orang datang ke DPR ini tidak cerdas, kadang-kadang mungkin kita bilang rada-rada beloon begitu. Akan tetapi, dalam demokrasi, kita menghargai pilihan rakyat," kata Fahri tentang latar belakang pentingnya pembangunan tujuh proyek di DPR.

Dengan kondisi tersebut, Fahri menilai, kemampuan anggota DPR perlu diperkuat dengan staf, sistem pendukung, pusat kajian, ilmuwan, peneliti, dan lain-lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

DKPP Verifikasi Aduan Dugaan Ketua KPU Goda Anggota PPLN

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Kasus Eddy Hiariej Dinilai Mandek, ICW Minta Pimpinan KPK Panggil Jajaran Kedeputian Penindakan

Nasional
KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

KPU Undang Jokowi Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Besok

Nasional
Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Cak Imin Mengaku Belum Dapat Undangan KPU untuk Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Tentara AS Meninggal Saat Tinjau Tempat Latihan Super Garuda Shield di Hutan Karawang

Nasional
DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

DKPP Terima 200 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu Selama 4 Bulan Terakhir

Nasional
Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com