Di dalam perbincangan Presiden dengan Rizal melalui telepon itu, sebut Teten, Kepala Negara menyampaikan bahwa saat ini pemerintah butuh meyakinkan para investor. Sehingga, perangkat negara diminta bisa solid dan tidak menimbulkan kegaduhan. Kritik terhadap sesama menteri, sebut Teten, sebenarnya baik, namun dalam penyampaiannya perlu diperhatikan.
"Kalau ada koreksi kebijakan pemerintah itu disampaikan, dibicarakan, di internal bukan diumbar di media karena nanti masyarakat akan bingung," ujar Teten.
Sebelumnya, Rizal sempat mengkritik program pembangunan pembangkit listrik 35.000 megawatt. Menurut dia, program itu tidak realistis karena target yang terlalu tinggi. Rizal juga menyebutkan program itu merupakan proyek Wakil Presiden Jusuf Kalla yang tak tuntas bersama SBY pada tahun 2005 silam.
Tak hanya soal pembangkit listrik, di hari pertamanya menjabat, Rizal juga mengkritik soal rencana pembelian pesawat Airbus A350 oleh Garuda Indonesia. Rizal meminta agar rencana tersebut dibatalkan karena dia khawatir Garuda bankrut akibat pembelian itu.
Pernyataan Rizal ini yang kemudian langsung dibalas Menteri BUMN Rini Soemarno dengan menyatakan bahwa Garuda Indonesia bukanlah urusan Kemenko Kemaritiman.