Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tantangan Haedar Nashir jika Menggantikan Din Syamsuddin

Kompas.com - 06/08/2015, 12:16 WIB


MAKASSAR, KOMPAS.com
 — Muktamar ke-47 Muhammadiyah telah memilih 13 orang formatur calon pengurus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rabu (5/8/2015) malam. Nama Haedar Nashir mendapat suara terbanyak dari peserta muktamar.

"Selamat kepada keluarga besar Muhammadiyah yang sudah berhasil menjalani proses pemilihan calon formatur dan perhitungan suara secara tertib dan demokratis. Ini salah satu sumbangsih Muhammadiyah dalam memperkuat budaya berdemokrasi di kalangan masyarakat sipil," ujar Direktur Eksekutif Maarif Institute Fajar Riza Ul Haq dalam pernyataan yang diterima Kompas.com.

Fajar menambahkan, sesuai dengan konvensi yang berlaku di Muhammadiyah, Haedar akan mendapat kesempatan pertama untuk menyatakan siap atau tidak menerima amanah ketua umum. Akan menjadi sejarah baru jika ia bersedia melanjutkan kepemimpinan Muhammadiyah setelah Din Syamsuddin.

Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut akan menjadi ketua umum Muhammadiyah pertama yang berasal dari Jawa Barat. Dalam sejarah Muhammadiyah, ketua umum selalu berasal dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Barat. Baru Din Syamsuddin yang berasal dari Sumbawa Besar.

"Tentu ini semakin menghidupkan napas keindonesiaan dalam bermuhammadiyah, tumbuh kuat di dalam kebinekaan etnis dan budaya. Kesadaran organisasi melampaui fanatisme etnisitas ini meneguhkan budaya modern dan meritokrasi dalam kultur organisasi Muhammadiyah," ujar Fajar.

Menurut dia, sangat diharapkan kepemimpinan Haedar nanti mampu melanjutkan beberapa rintisan Din, antara lain menginternasionalisasikan Muhammadiyah dan mengembangkan proyek Islam berkemajuan pada ranah kebangsaan.

"Organisasi ini harus terus mentransformasikan komitmennya sebagai gerakan pencerahan dan tenda bangsa, terlebih sosok Haedar dikenal sebagai ideolog organisasi yang sangat memahami roh Muhammadiyah," kata dia. 

Fajar menilai komposisi formatur yang cukup ideal memberikan optimisme akan harapan tersebut mengingat kepemimpinan Muhammadiyah bersifat kolektif kolegial. Keberadaan tokoh-tokoh baru dalam jajaran kepengurusan, seperti Busyro Muqoddas (mantan Komisioner KPK), Hajriyanto Thohari (mantan Wakil Ketua MPR), Muhadjir Effendy (Rektor Universitas Muhammadiyah Malang), dan Suyatno (Rektor Universitas Uhamka) menambah kekuatan gerak organisasi.

Nama-nama lain yang kembali terpilih adalah Yunahar Ilyas, Dahlan Rais, Dadang Kahmad, Anwar Abbas, Syafiq Mufghni, dan Agung Danarto. Pengurus PP Muhammadiyah periode 2015-2020 ini harus segera melakukan langkah-langkah strategis menata kelembagaan, di antaranya pembenahan kesekretariatan dan manajemen komunikasi publik yang selama ini kurang diperhatikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

PKB Sebut Prabowo dan Cak Imin Belum Bertemu Setelah Pilpres 2024

Nasional
Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Megawati Serahkan Amicus Curiae terkait Sengketa Pilpres, Harap MK Mengetuk 'Palu Emas'

Nasional
PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

PKB Baru Tentukan Langkah Politik Setelah Putusan MK soal Sengketa Pilpres

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Dampak Geopolitik Usai Iran Serang Israel

Nasional
Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Pasca-bentrokan Brimob dan TNI AL di Sorong, Pangkoarmada III Pastikan Tindak Tegas Para Pelaku

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Kubu Ganjar-Mahfud Sebut Keterangan 4 Menteri di Sidang MK Tak Menjawab Fakta Politisasi Bansos

Nasional
PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

PPP Siap Gabung Pemerintahan Prabowo, Golkar: Nanti Dibahas di Internal KIM

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Serahkan Kesimpulan ke MK, Kubu Ganjar-Mahfud Tegaskan Tetap pada Petitum Awal

Nasional
Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

Tim Ganjar-Mahfud Serahkan Kesimpulan ke MK, Sebut 5 Pelanggaran yang Haruskan Pilpres Diulang

Nasional
3 Cara Isi Saldo JakCard

3 Cara Isi Saldo JakCard

Nasional
Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Waspadai Dampak Perang Israel-Iran, Said Minta Pemerintah Lakukan 5 Langkah Strategis Ini

Nasional
Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan 'Amici Curiae', Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Mahasiswa Hukum Empat Kampus Serahkan "Amici Curiae", Minta MK Batalkan Hasil Pemilu

Nasional
MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

MA Tolak Kasasi Bambang Kayun

Nasional
Polri: Puncak Arus Balik Sudah Terlewati, 30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Polri: Puncak Arus Balik Sudah Terlewati, 30 Persen Pemudik Belum Kembali ke Jakarta

Nasional
Serahkan Kesimpulan ke MK, Bawaslu Jawab Dalil soal Pendaftaran Gibran dan Politisasi Bansos

Serahkan Kesimpulan ke MK, Bawaslu Jawab Dalil soal Pendaftaran Gibran dan Politisasi Bansos

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com