Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Sang Ayah untuk Gubernur Sumut yang Dikaitkan Kasus Korupsi...

Kompas.com - 15/07/2015, 06:45 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAs.com - Tidak ada yang mencolok dari kediaman orang tua Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho di Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Jika bukan warga setempat, tidak ada yang menyangka jika rumah mungil bercorak hijau daun itu milik keluarga orang nomor satu di provinsi Sumatera Utara, yang belakangan disebut-sebut terlibat dalam dugaan kasus suap Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan.

Meski sederhana, namun rumah itu terlihat bersih dan rapi. Seorang pria lanjut usia keluar menyapa Kompas.com yang bertandang ke rumah tersebut, Selasa (14/7/2015). Dengan senyum ramah, pria yang merupakan ayah Gatot itu mempersilakan Kompas.com duduk di kursi di teras depan rumahnya.

“Kalau Mas Gatot pulang ya ke rumah seadanya ini. Dia tidak pernah beli rumah atau tanah di sini (Magelang),“ ucap ayah Gatot, Dj Tjokro Widojo.

Semenjak mengenyam pendidikan di Istitut Teknologi Bandung (ITB) hingga menjadi pejabat tinggi di tanah Batak Sumatera, kata Tjokro, anak keduanya itu jarang pulang. Sesekali, Gatot menemuinya dan adik-adiknya yang masih tinggal di Desa Kalinegoro. Namun, Gatot masih kerap menghubungi keluarga melalui sambungan telepon meskipun tidak ada jadwal rutin.

“Mas Gatot sering telepon, walaupun tidak tentu waktunya. Terakhir (telepon) sekitar dua bulan lalu, hanya menanyakan kabar kesehatan saya 'Bapak sehat, kan?. Saya juga sehat di sini',“ ujar purnawirawan TNI AD Rindam Semarang Jawa Tengah itu menirukan ucapan sang anak.

Ketika disinggung mengenai dugaan kasus suap di PTUN Medan, Tjokro berharap anaknya tidak terlibat. Dia sendiri sudah mengetahui kabar operasi tangkap tangan (PTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di kantor PTUN dan kantor Gubernur Sumatera Utara dari media televisi.

“Saya berdoa yang terbaik buat anak saya. Insya Allah dia baik-baik saja,“ ucap pria berusia 89 tahun itu.

Tjokro menceritakan bahwa Gatot adalah anak kedua dari lima bersaudara. Sejak kecil Gatot memang dikenal sebagai anak yang tekun belajar, kutu buku dan pekerja keras hingga mampu menggapai cita-citanya saat ini. Sejauh ini, Tjokro tidak pernah mendengar Gatot terlibat dalam masalah serius dengan jabatannya.

Hanya saja dia pernah khawatir ketika ada kabar sejumlah kepala daerah di Indonesia yang memiliki rapor merah. Namun, dia bersyukur karena Gatot tidak termasuk dalam daftar kepala daerah yang dimaksud.

“Saat menjabat sebagai Plt Gubernur Sumut, Mas Gatot pernah cerita kalau sering dicurigai telah melakukan hal-hal yang tidak baik. Tapi saya berdoa dia tidak akan berbuat macam-macam,“ tutur veteran TNI AD itu.

Dalam setiap perjumpaan dan komunikasi yang terjalin selama ini, Tjokro tidak pernah lelah memberi nasihat pada putranya itu untuk menjadi orang jujur, dan tetap berhati-hati dalam menjalani lika liku kehidupan. Dia juga tak lupa selalu menanamkan falsafah kehidupan sebagai orang Jawa kepada Gatot dan putra-putrinya yang lain.

“Saya selalu bilang ke Gatot dan anak-anak saya yang lain, 'ati-ati naliko ancik-ancik pucuking ri' (hati-hati lah saat berdiri di atas pucuk duri). Kapanpun angin bisa menggoyang dan kalau tidak kuat bisa jatuh,“ ucap Tjokro.

“Saya pun menegaskan kepada mereka untuk 'Eling lan waspodo, sak bejo-bejone wong lali, isih bejo sing eling lan waspodo' (Ingat dan waspada, barang siapa beruntung karena lupa, akan jauh lebih beruntung orang yang ingat dan waspada),” lanjut kakek dengan 18 cucu itu.

Keyakinan Tjokro jika Gatot tidak terlibat bermacam permasalahan di pekerjaannya karena melihat sifat Gatot dalam kehidupan sehari-hari yang sangat sederhana dan begitu menyayangi keluarga. Gatot kecil adalah anak yang tekun belajar dan pekerja keras hingga berhasil menggapai cita-citanya saat ini.

Tjokro mengemukakan, selama Gatot memiliki jabatan penting di Sumatera Utara, tidak pernah mengirimkan uang kepada orang tua. Sebab, ia sendiri yang enggan menerima karena ia merasa sudah cukup memiliki uang pensiun sebagai TNI AD.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com