Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka yang Jadi Teman Bicara...

Kompas.com - 12/07/2015, 17:15 WIB

Oleh: ANDY RIZA HIDAYAT

KOMPAS - Presiden Joko Widodo tidak berbeda dengan warga negara lain. Dia membutuhkan teman bicara. Saat menghadapi persoalan serius kenegaraan, siapa yang diajak berbincang oleh Presiden? Begitu pun ketika situasi sedang santai, siapa sebenarnya teman ngobrol Presiden?

Selain pejabat formal, seperti menteri, yang karena tugasnya harus menjalin komunikasi dengan Presiden, Jokowi juga menjalin komunikasi intensif dengan sejumlah kalangan. Komunikasi itu dibangun untuk mencari pandangan lain terhadap suatu persoalan.

Orang pertama yang layak disebut sebagai sosok yang selama ini menjalin komunikasi intensif dengan Jokowi adalah Anggit Noegroho (50) yang kini menjabat sebagai sekretaris pribadi (sespri) Presiden.

Mantan jurnalis ini sudah menjadi teman Presiden sejak 2004 ketika Jokowi masih menjadi pengusaha mebel di Solo, Jawa Tengah. Awal pertemuan dengan Jokowi diawali dengan dering telepon Anggit yang saat itu membuka jasa sebagai konsultan komunikasi.

Pertemanan mereka kemudian berlanjut, seiring dengan karier politik Jokowi yang terus menanjak, mulai dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, hingga kini menduduki kursi Presiden.

Kedekatan keduanya bisa bertahan lama, menurut Anggit, karena Jokowi tidak mudah percaya dengan orang lain. Anggit sadar, posisinya saat ini menjadi simpul masuk lobi dari banyak kepentingan.

Ketika Presiden dihadapkan pada persoalan atau beberapa pilihan, sebagian pihak berkepentingan melobi Anggit agar Presiden mengambil langkah menurut versi mereka. Mereka yang mendekati Anggit bisa datang dari partai politik, organisasi kemasyarakatan, dan utusan negara sahabat.

"Saya tidak mau jadi pintu lobi. Saya menjaga jarak yang sama dengan mereka semua," kata Anggit.

Di Kompleks Istana Kepresidenan, Anggit memiliki ruang yang berada di gedung perkantoran sisi timur Istana Negara. Rencana kunjungan Presiden ke sejumlah daerah ada di ruangan ini. Laporan awal tim pendahulu juga ada di ruang ini. Data pembanding di luar lembaga formal juga mengalir dari ruang tim sespri tersebut.

"Bapak (Jokowi) perlu data pembanding. Kami selalu mencari sendiri dengan tim kecil. Dengan demikian, Bapak memiliki bahan saat rapat kabinet," kata Anggit.

KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES Presiden Joko Widodo berfoto dengan wartawan yang bertugas di lingkungan Istana Presiden saat acara buka puasa bersama di Istana Negara, Jakarta, Senin (6/7/2015). Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah menteri Kabinet Kerja dan diisi dengan shalat berjamaah dengan wartawan.


Selain di sela-sela kegiatan, interaksi Anggit dengan Presiden biasanya juga dilakukan seusai rangkaian kegiatan formal yang biasanya berlangsung di atas pukul 20.00. Saat pertemuan itu, selain membicarakan persoalan kenegaraan, Presiden juga kerap membicarakan hal lain, seperti teman-temannya semasa di Solo.

Anggit tidak menampik atau mengiyakan saat ditanya apakah materi pembicaraannya menjadi pertimbangan Presiden untuk mengambil keputusan penting?

Anggit mengakui, kedekatannya dengan Presiden sempat membuat dia canggung saat berada di lingkungan istana. Namun, lama-lama sejumlah pejabat istana dan negara mengetahui dengan sendirinya kondisi ini.

"Mereka sudah tahu dan tidak bisa mengingkari bahwa saya dekat dengan Bapak (Jokowi)," kata Anggit yang tidak pernah ingin ikut dalam rapat-rapat menteri.

Gazebo

Sejumlah pejabat pemerintah juga sering menjadi teman diskusi Presiden. Salah satu yang patut dicatat adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno. Di mata sebagian jurnalis istana, Pratikno terlihat sebagai menteri yang paling sering bertemu dengan Presiden. Hampir di setiap pertemuan, Pratikno mendampingi Presiden. Karena alasan itulah, para jurnalis selalu menunggu Pratikno keluar dari Istana.

Beberapa kali Pak Tik (panggilan akrab Pratikno) terlihat berbincang-bincang dengan Jokowi di gazebo yang menghadap taman di kompleks Istana Kepresidenan. Jika sudah di tempat itu, obrolan bisa panjang. Persoalan negara, tamu-tamu, atau kekonyolan peristiwa hari itu menjadi bahan obrolan.

Pak Tik mengaku kedekatannya dengan Presiden karena tuntutan tugas. "Tuntutan tugas saya mengharuskan bertemu dengan Presiden," katanya.

Wartawan

Keberadaan Anggit di lingkaran Presiden semakin menegaskan bahwa Jokowi dekat dengan kalangan jurnalis. Kebiasaan berkomunikasi dengan jurnalis sudah dibangun sejak dia menjabat sebagai Wali Kota Solo. Salah satu teman bicara Jokowi di Solo adalah wartawan kantor berita Antara yang memiliki nama sama dengan dirinya, Joko Widodo.

Ketika Jokowi pergi ke Solo, 24 Mei lalu, Presiden mengajak bicara Joko Widodo di sebuah rumah makan dalam situasi santai. Pembicaraan dengan pria yang biasa dipanggil Ampo itu menarik perhatian sejumlah wartawan. Sebagian melontarkan ungkapan, pertemuan antara pemilik nama Joko Widodo.

Presiden, ketika itu, menanyakan bagaimana situasi pemilihan kepala daerah yang akan digelar di Solo. Ampo menjelaskan situasi yang diketahuinya. Ampo juga menyampaikan analisis singkat terkait pilkada di kota itu. Obrolan itu sesekali diselingi ledakan tawa.

Hal serupa terjadi di Jakarta saat Presiden menjabat Gubernur DKI Jakarta. Beberapa jurnalis dari media cetak, televisi, dan online (daring) sering dijamu makan bersama Presiden. Dalam pertemuan itulah Jokowi mendengarkan kelakar jurnalis mulai dari hal yang serius hingga remeh-temeh.

Anggit mengistilahkan keragaman orang yang menjadi teman bicara Presiden dengan sebutan listening tour. Mereka itu yang sedikit banyak mewarnai Presiden dalam mengambil keputusan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com