SOLO, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso menanggapi santai kontroversi penunjukan dirinya menjadi calon kepala Badan Intelijen Negara (BIN) oleh Presiden Joko Widodo.
"Sudah biasalah itu. Kita tanggapi dengan optimisme saja," ujar Sutiyoso saat ditemui seusai hadir dalam acara resepsi Gibran-Selvi, Kamis (11/6/2015) malam.
Sutiyoso belum mau berkomentar terkait apa yang akan dilakukan saat menjabat sebagai kepala BIN nanti. Dia memilih untuk fokus pada uji kelaikan dan kepatutan di DPR RI terlebih dahulu.
Namun, yang jelas, Sutiyoso mengaku siap mendapat tugas dari Presiden. "Saya siap," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Jokowi sudah menyerahkan nama Sutiyoso kepada DPR sebagai calon kepala BIN untuk menggantikan Marciano Norman. Jokowi mengaku sudah memperhatikan banyak hal, baik rekam jejak maupun kompetensi Sutiyoso sebelum mengambil keputusan.
Sutiyoso mengaku dipanggil Presiden Jokowi pada Senin (8/6/2015) untuk membicarakan pencalonannya sebagai kepala BIN. Ia mengaku siap jika dipercaya karena merasa memiliki kemampuan di bidang intelijen.
Lembaga pemantau hak asasi manusia, Imparsial, mengkritik penunjukan Letjen TNI (Purn) Sutiyoso sebagai calon kepala BIN. Imparsial menyebut Sutiyoso sebagai salah satu tokoh militer yang diduga memiliki beban masa lalu terkait pelanggaran hak asasi manusia.
Salah satunya, Sutiyoso dianggap bertanggung jawab terhadap kasus pelanggaran HAM saat terjadi penyerangan Kantor PDI di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, pada 27 Juli 1996. Sutiyoso yang saat itu menjabat sebagai Pangdam Jaya diduga lalai melindungi masyarakat sipil. (Baca: Imparsial: Sutiyoso Miliki Rekam Jejak Orde Baru)
Penunjukan Sutiyoso pun membuat heran anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, TB Hasanuddin. Menurut Hasanuddin, Sutiyoso memiliki masa lalu yang tidak baik dengan PDI-P terkait peristiwa 27 Juli 1996 yang dikenal dengan "Kudatuli". (Baca: Hasanuddin: Setahu Saya, Sutiyoso yang Serbu Kantor PDI-P)
Namun, Jokowi mengaku memiliki alasan untuk memilih Sutiyoso. Jokowi mengaku memperhatikan latar belakang Sutiyoso yang lebih banyak berada di dunia intelijen dan militer. (Baca: Jokowi Pilih Sutiyoso sebagai Calon Kepala BIN, Ini Alasannya)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.