Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bara JP Terpaksa Hanya Utus 828 Relawan ke Pernikahan Putra Sulung Jokowi

Kompas.com - 08/06/2015, 15:06 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok relawan Barisan Relawan Jokowi for Presiden (Bara JP) terpaksa hanya mengutus 828 relawan untuk menghadiri acara pernikahan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dengan Selvi Ananda. Padahal, jumlah relawan yang berminat hadir jauh lebih banyak dari jumlah itu.

Sekretaris Jenderal Bara JP Solo Utje Gustaaf Patty mengatakan bahwa jumlah 828 relawan itu hanya 20 persen dari jumlah relawan yang berminat hadir. Utje menyebut jumlah relawan yang berminat hadir mencapai 4.000 orang.

"Jujur kami kewalahan membatasi anggota yang mau berangkat. Peminatnya mencapai lebih dari 4.000 orang. Akhirnya, terpaksa kami sortir menjadi hanya 828 orang saja," ujar Utje melalui siaran persnya yang diterima oleh Kompas.com, Senin (8/6/2015).

"Sebetulnya, kami ingin acara ini menjadi pesta rakyat yang tidak dibatasi. Toh semua peserta bayar pengongkosannya masing-masing. Tapi, karena panitianya membatasi, tentu kami harus ikut," ujar Utje.

Utje mengatakan, relawan Bara JP itu berasal dari sejumlah provinsi di Indonesia, antara lain DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dari jumlah tersebut, sebanyak 158 relawan berangkat menggunakan kereta api. Sisanya menumpang bus antarkota antarprovinsi, mobil pribadi, dan pesawat.

"Rata-rata mereka berangkat dari kota masing-masing, Selasa 9 Juni 2015. Semua relawan itu akan menginap di Asrama Haji Boyolali," ujar Utje.

Hadiah lukisan

Demi menjaga keamanan dan ketertiban selama acara pernikahan Gibran-Selvi, lanjut Utje, mereka diberikan tanda pengenal Bara JP. Bara JP telah mempersiapkan hadiah untuk Gibran-Selvi. Relawan akan memberikan sebuah lukisan bergambar wajah Gibran dan Selvi serta Jokowi dan Iriana.

Lukisan tersebut adalah karya relawan Bara JP di Amerika Serikat, Claudia. Uniknya, lukisan tersebut menggunakan white on white (putih di atas putih). Teknik lukisan ini dipopulerkan oleh pelukis asal Perancis, Henri Emile-Benoit Matisse, (1869-1954).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Hakim MK Diminta Selamatkan Konstitusi lewat Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com