Yudi menyarankan Jokowi mempekerjakan ahli dari berbagai bidang untuk menyusun pidatonya. Belajar dari kesalahan penyebutan tempat lahir ini, salah satu yang paling krusial untuk dipekerjakan Jokowi adalah ahli sejarah.
"Hampir semua pidato seorang presiden itu ada kaitannya dengan perjalanan bangsa ke belakang. Jadi, harus ada ahli sejarah yang mengecek ketepatan historis," kata Yudi kepada Kompas.com, Kamis (4/6/2015).
Menurut Yudi, pidato yang akan dibacakan Jokowi harus dicek berulang-ulang oleh orang yang berbeda. Dengan begitu, potensi kesalahan bisa ditekan seminim mungkin.
"Cek ulang itu seharusnya sudah menjadi standar operasional prosedur. Editor bahasa juga harus ada," kata Yudi.
Pidato Jokowi saat berkunjung ke Blitar, Senin (1/6/2015), dalam memperingati Hari Pancasila menjadi perbincangan di media sosial. Dalam pidato itu, Jokowi mengungkapkan kekagumannya kepada Soekarno.
"Setiap kali saya berada di Blitar, kota kelahiran proklamator kita, bapak bangsa kita, penggali Pancasila, Bung Karno, hati saya selalu bergetar," kata Jokowi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.