JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Komisi I DPR RI, TB Hasanuddin, menyarankan Presiden Joko Widodo memilih calon panglima TNI dari Angkatan Udara. Sebab, Panglima TNI sebelumnya sudah berasal dari Angkatan Darat dan Angkatan Laut.
"Supaya adil, sebaiknya bergiliran. Jadi, dari TNI AU," kata Hasanuddin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/6/2015).
Hasanuddin menjelaskan, pemilihan panglima TNI secara bergiliran ini juga sesuai perintah Pasal 13 ayat 4 UU TNI. Pasal tersebut menyebutkan bahwa panglima TNI dijabat oleh perwira tinggi aktif yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala staf angkatan dan dapat dijabat secara bergantian.
"Tapi, memang tidak diharuskan (dipilih bergantian) karena bunyinya dapat, bukan harus," ujar politisi PDI-Perjuangan ini.
Selain amanat UU, tambah dia, proses pemilihan panglima TNI secara bergantian ini juga sudah dilakukan oleh presiden sebelumnya. Akan lebih baik jika Presiden Jokowi meneruskan tradisi itu.
Namun, Hasanuddin tetap menyerahkan sepenuhnya keputusan mengenai pemilihan calon panglima TNI ke Jokowi.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko akan segera memasuki masa pensiun pada 1 Agustus mendatang. Sebelum Moeldoko, Panglima TNI dijabat oleh Laksamana TNI Agus Suhartono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.