Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/05/2015, 10:20 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Harga rokok di Indonesia masih sangat murah jika dibandingkan negara lain, termasuk negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Laos. Di Singapura misalnya, harga rokok jika dirupiahkan sekitar Rp 90.000 - Rp100.000. Begitu pula di Malaysia.

Ketua Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan dari Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany mengatakan, murahnya harga rokok di Indonesia membuat anak-anak atau remaja masih sanggup untuk membeli rokok.

Kelompok usia anak-anak dan remaja di Indonesia yang merokok pun mengalami peningkatan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, perokok di Indonesia meningkat pada kelompok usia di atas 15 tahun, yaitu 34,2 persen (2007), 34,7 persen (2010), dan data terakhir mencapai 36,3 persen (2013).

Menurut Hasbullah, adanya pictorial health warning (PHW) atau peringatan kesehatan bergambar seram di bungkus rokok, belum terbukti efektif untuk menurunkan prevalensi perokok dan mencegah munculnya perokok baru.

“Satu-satunya jalan paling efektif menurunkan angka perokok yang sudah dibuktikan di dunia, adalah harga rokok dinaikkan,” tegas Hasbullah saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.

Salah satu contoh dilakukan pemerintah Thailand yang menaikkan cukai  dan harga rokok. Tahun 1991, pemerintah Thailand menaikkan cukai rokok dari 55 persen menjadi 85 persen pada 2009. Alhasil, Thailand berhasil menurunkan prevalensi merokok hingga 11 persen. Thailand juga menggunakan 2 persen dari pendapatan cukai rokok dan alkohol untuk promosi kesehatan.

Menurut Hasbullah, pemerintah Indonesia harus menaikkan harga rokok secara bertahap minimal Rp 30.000 per bungkus pada 2019 mendatang. Selain itu, rokok tidak boleh dijual per batang.

Hasbullah pun menegaskan, petani tembakau tidak akan terpuruk jika konsumsi rokok menurun. Selama ini, penghasilan petani tembakau di Indonesia terbilang sedikit, karena industri rokok lebih banyak impor tembakau.

“Mereka (petani tembakau) justru dikorbanin untuk kepentingan industri rokok yang besar, karena kita (Indonesia) mengimpor 2/3 tembakau dari kebutuhan. Kalau pun konsumsi rokok berkurang, impornya bisa kita kurangi, bukan tembakau kita,” kata Hasbullah.

Menurut Hasbullah, pemerintah harus tegas jika ingin melindungi anak bangsa dari rokok. Jika sejak anak-anak atau remaja sudah merokok, maka mereka berisiko tinggi terkena penyakit tidak menular pada beberapa puluh tahun kemudian. Beban negara pun menjadi tinggi untuk mengobati penyakit terkait asap rokok.

“Indonesia surga bagi industri rokok, tapi neraka buat rakyatnya,” ucap Hasbullah.

Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) yang jatuh setiap tanggal 31 Mei ini pun, harus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya merokok dan asap rokok bagi orang-orang di sekelilingnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Penyebab Tekanan Darah Tinggi di Kalangan Anak Muda

9 Penyebab Tekanan Darah Tinggi di Kalangan Anak Muda

Oh Begitu
Bisakah Susu Paus Dibuat Keju?

Bisakah Susu Paus Dibuat Keju?

Oh Begitu
Apakah Benar Perempuan Lebih Mudah Kedinginan Dibandingkan Laki-laki?

Apakah Benar Perempuan Lebih Mudah Kedinginan Dibandingkan Laki-laki?

Oh Begitu
Spesies Baru Dinosaurus Ditemukan, Punya Tanduk Besar yang Tidak Biasa

Spesies Baru Dinosaurus Ditemukan, Punya Tanduk Besar yang Tidak Biasa

Oh Begitu
Berapa Berat Partikel Cahaya?

Berapa Berat Partikel Cahaya?

Oh Begitu
Benarkah Ada Hiu yang Bisa Berjalan?

Benarkah Ada Hiu yang Bisa Berjalan?

Oh Begitu
Mengapa Ketika Menangis Hidung Akan Berair?

Mengapa Ketika Menangis Hidung Akan Berair?

Oh Begitu
Pemakaman Tertua di Dunia Bukan Dibuat oleh Spesies Homo Sapiens

Pemakaman Tertua di Dunia Bukan Dibuat oleh Spesies Homo Sapiens

Oh Begitu
Tak Hanya Bikin Bahagia, Keju Juga Bantu Penuaan yang Lebih Sehat

Tak Hanya Bikin Bahagia, Keju Juga Bantu Penuaan yang Lebih Sehat

Oh Begitu
Apakah Bumi Sudah Terlalu Panas bagi Manusia?

Apakah Bumi Sudah Terlalu Panas bagi Manusia?

Oh Begitu
 Bagaimana Sebuah Galaksi Mati?

Bagaimana Sebuah Galaksi Mati?

Oh Begitu
Ini Alasan Tak Terduga Kucing Suka Duduk di Atas Laptop

Ini Alasan Tak Terduga Kucing Suka Duduk di Atas Laptop

Oh Begitu
Berapa Lama Perjalanan dari Bumi ke Planet Kesembilan?

Berapa Lama Perjalanan dari Bumi ke Planet Kesembilan?

Oh Begitu
Apakah Ada Tumbuhan Albino?

Apakah Ada Tumbuhan Albino?

Oh Begitu
Menurut Sains, Ini Cara agar Lebih Disukai Orang Lain

Menurut Sains, Ini Cara agar Lebih Disukai Orang Lain

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com