"Kami meminta kepada pemerintah agar disediakan satu tempat bagi pengungsi sehingga tidak ada lagi manusia kapal, apalagi Indonesia pernah menampung pengungsi dari Kamboja dan Vietnam," kata Slamet.
Slamet mengatakan, Indonesia bisa menyiapkan tempat penampungan seperti yang pernah diberikan kepada pengungsi Kamboja dan Vietnam pada 1970-an di Pulau Galang, Kepulauan Riau.
Kamp pengungsian yang dibangun oleh Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR/United Nations High Commision for Refugees) dan Pemerintah Indonesia tersebut dapat menampung sekitar 250 ribu orang hingga tahun 1990-an.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Ketua Umum Walubi Arief Harsono mengimbau seluruh umat beragama, baik Buddha mau pun Islam dapat menjaga hubungan baik serta bersama-sama memberi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi.
"MUI dan Walubi bertekad menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa logistik untuk pengungsi yang berada di Indonesia, khususnya di Aceh dan Sumatera Utara," kata Arief.
Seruan dan bantuan tersebut, kata Slamet, merupakan bentuk keprihatinan dari MUI dan Walubi atas kompleksitas permasalahan warga Rohingya yang tidak diakui status kewarganegaraannya di Myanmar.
Sepekan lalu, sekitar 600 orang etnis Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh terdampar di Aceh Utara. Pengungsi tersebut hendak menuju Malaysia untuk mencari pekerjaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.