“Ini kan kalau pemerintah dari pemerintah satu ke pemerintah berikutnya telah berusaha dengan baik, telah diusut, malah diperiksa sampai luar negeri. Jangan lupa dulu balistiknya sampai diperiksa ke Belanda? Jangan lupa di pengadilan dan DPR,” kata Kalla, di Istana Wakil Presiden Jakarta, Selasa (12/5/2015).
Hari ini merupakan tanggal peringatan 17 tahun tragedi Mei 1998. Berdasarkan "Sujud di Hadapan Korban Tragedi Jakarta Mei 1998" oleh Tim Relawan untuk Kemanusiaan (TRuK), jumlah korban yang tewas dalam peristiwa Mei 1998 mencapai 1.217 orang. Selain itu, 91 orang dilaporkan luka-luka serta 31 orang hilang.
Menurut laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Mei 1998, ada 85 perempuan menjadi korban kekerasan seksual dalam Tragedi Mei 1998, yakni 52 korban perkosaan, 14 korban perkosaan dengan penganiayaan, 10 korban penyerangan atau penganiayaan seksual dan sembilan orang korban pelecehan seksual.
Kalla mengakui, upaya pemerintah dalam mengusut pelaku kejahatan HAM ini belum memuaskan semua pihak. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa tragedi yang sulit dituntaskan seperti tragedi Mei 1998 tidak hanya terjadi di Indonesia.
"Jangan lupa ya, kasus seperti ini bukan hanya di Indonesia, apa kurang hebatnya AS? Presidennya terbunuh sampai sekarang tidak tahu siapa yang bunuh. AS jelas-jelas ada yang tembak. Tentu kita sudah usaha keras dan selalu berusaha,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.