Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Anggap Wajar Rendahnya Tingkat Kepuasan Publik terhadap Pemerintah

Kompas.com - 20/04/2015, 11:04 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pemerintahan DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengaku dapat memahami rendahnya kepuasan publik terhadap pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang berjalan sekitar enam bulan. Ia menilai kinerja pemerintah belum optimal karena terkendala masalah di internal dan eksternal.

"Sangatlah wajar jika persepsi tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK saat ini masih belum memuaskan," kata Basarah, saat dihubungi, Senin (20/4/2015).

Basarah mengatakan, ada sejumlah faktor yang dianggapnya sebagai penghalang utama pemerintahan Jokowi-JK dapat berjalan optimal. Pertama, kondisi politik nasional yang masih terimbas konflik kepentingan pasca-pemilu presiden. (Baca: Diberi Tahu Hasil Survei Ketidakpuasan Publik Tinggi, Ini Jawaban Jokowi)

Bahkan, ia memandang perseteruan politik setelah pilpres itu berlanjut di parlemen dengan terciptanya blok politik Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat.

Perseteruan politik di parlemen berlangsung sekitar tiga bulan sejak awal pemerintahan Jokowi-JK dan secara otomatis hubungan pemerintah dengan DPR mengalami stagnasi pada masa itu. (Baca: Survei: Tak Puas Kinerja, Mayoritas Publik Minta Perombakan Kabinet)

"Kedua, masa adaptasi Presiden dan Wakil Presiden bersama para menteri-menterinya terlalu lamban sehingga belum menemukan chemistry yang sesuai sehingga mereka bisa cepat bekerja dalam satu rampak barisan pemerintahan yang solid," ucap Basarah.

Anggota Komisi III DPR RI itu menambahkan, kondisi pemerintahan Jokowi-JK semakin terganggu ketika ada beberapa menteri atau pejabat setingkat menteri yang ia anggap menjalankan agenda tersembunyi di pemerintahan.

Sementara itu, faktor ketiga yang dianggap Basarah mengganggu jalannya pemerintahan Jokowi-JK adalah paradigma pemerintahan yang dibangun Presiden Jokowi belum sepenuhnya diterima partai-partai pengusung dan pendukungnya.

Menurut Basarah, sempat ada kesalahan cara berkomunikasi yang dijalankan Jokowi dengan partai pengusung dan pendukungnya sehingga mengganggu jalannya program-program prioritas pemerintah.

"Pernah terjadi kesalahpahaman politik antara Presiden dan partai pengusung dan pendukungnya sehingga sinergi menjadi tidak maksimal," ujarnya.

Survei Poltracking menunjukkan rendahnya kepuasan publik terhadap enam bulan awal kinerja Jokowi-JK. Hanya 44 persen responden yang menyatakan puas terhadap kinerja pemerintah. Adapun sebanyak 41,8 persen menyatakan setuju apabila dilakukan perombakan kabinet. (Baca: 6 Bulan Pemerintahan, Tingkat Kepuasan Publik atas Jokowi-JK Masih Rendah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com