Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembaretan Jokowi, Musibah F-16, dan "Lampu Kuning" untuk TNI

Kompas.com - 17/04/2015, 10:36 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Joko Widodo mendapatkan gelar warga kehormatan dari pasukan khusus TNI. Presiden menerima baret dan brevet dari Marinir TNI AL, Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU, Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dan Mabes TNI. Upacara pembaretan dan penyematan brevet itu dilakukan di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (17/4/2015).

Dalam sambutannya, Jokowi mengingatkan pentingnya peran TNI dalam menunjang rencana pembangunan pemerintah di bidang ekonomi lima tahun ke depan. Dengan semakin meningkatnya profesionalisme prajurit dan kualitas alutsista yang dimiliki, ia yakin, berbagai persoalan seperti illegal fishing dan illegal logging dapat diatasi

"Akhirnya, baik alutsista dan kesejahteraan prajurit bisa kita tingkatkan. Tentu saja anggaran bagi TNI akan berlipat," ujar Jokowi.

Kegiatan pembaretan itu dihadiri oleh para kepala staf dan perwira tinggi TNI. Sementara itu, upacara pengangkatan melibatkan 6.450 personel TNI, yang terdiri dari 750 personel Mabes TNI, 2.100 personel TNI AD, 2.050 personel TNI AL, dan 1.550 personel TNI AU.

Dalam upacara tersebut, juga ditampilkan beberapa alutsista milik TNI, seperti 2 unit Tank Leopard 2A7, 2 unit Panser Tarantula Canon, 2 pucuk Rudal Grom TNI AD, 2 pucuk Meriam-155 MM KH, serta 1 unit Heli Super Puma.

TRIBUNNEWS / IRWAN RISMAWAN Sejumlah prajurit TNI AU mengevakuasi pesawat tempur F-16 yang terbakar di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (16/4/2015). Pesawat F-16 dengan nomor TS-1643 yang rencananya akan melaksanakan misi Fly Pass pembaretan di Halim Perdanakusuma menuju Markas Besar TNI tersebut gagal tinggal landas dan terbakar.
Namun, saat kegiatan berlangsung, terjadi kecelakaan ketika salah satu anggota Satuan Penggulangan Teror TNI melakukan simulsi pembebasan sandera di Mabes TNI Cilangkap. Anggota tersebut terjatuh dari ketinggian 10 meter setelah sebelumnya sempat mengalami kendala saat akan menguraikan tali untuk terjun dari atas Gedung Soedriman.

Sesaat sebelumnya, peristiwa kecelakaan lain juga menimpa TNI. Sebuah pesawat F-16 milik TNI AU gagal lepas landas di Lanud Halim Perdanakusuma karena mesin pesawat buatan Amerika Serikat itu terbakar. Pesawat yang baru diremajakan dalam proyek Peace Bimasena II senilai 700 juta dollar AS itu merupakan pesawat hibah yang telah berusia 35 tahun.

Lampu kuning bagi TNI

Di Bandung, Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, pesawat F-16 yang gagal lepas landas itu merupakan salah satu pesawat yang akan ikut dalam operasi pengamanan Konferensi Asia Afrika 2015. Saat peristiwa terjadi, pesawat itu sedang dalam proses latihan.

Dua peristiwa yang terjadi pada Kamis kemarin juga menjadi pengingat bagi aparat keamanan yang akan melakukan pengamanan KAA. Sebagai tuan rumah, Indonesia harus menjamin keamanan para tamu dari berbagai negara. Peringatan 60 tahun KAA akan berlangsung di Jakarta dan Bandung pada 19-25 April 2015.

Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjadjaran, Muradi mengatakan, kecelakaan pada saat simulasi penyelamatan sandera dan terbakarnya F-16 menjadi lampu kuning bagi TNI untuk melakukan pembenahan diri. Apalagi, peristiwa itu terjadi ketika upacara pengangkatan Jokowi sebagai warga kehormatan pasukan khusus TNI.

"Seharusnya ini dimanfaatkan untuk menegaskan bahwa modernisasi postur dan alutsista menjadi mutlak dilakukan guna menopang visi politik Presiden Jokowi untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Apalagi dengan pengangkatan tersebut, hampir tidak ada pembatas antara TNI an Presiden Jokowi," kata Muradi kepada Kompas.com, Jumat (17/4/2015).

Lebih jauh, Muradi mengatakan, TNI harus segera mengevaluasi penggunaan F-16 sebagai salah satu alutsista yang diterjunkan dalam pengamanan KAA 2015. Baik pemerintah, TNI maupun Polri tentu tak ingin kecolongan kejadian serupa terulang kembali.

"Sebab memaksakan penggunaan F16 yang baru saja kecelakaan akan mengurangi perasaan aman dari para tamu negara yang hadir pada peringatan KAA ke-60 yang tengah memantau perkembangan penanganan keamanan bagi kepala negara dan pemerintahannya yang berencana hadir," kata dia.

Pengamanan KAA

Sebanyak 3.000 personel Brimob Mabes Polri akan dikerahkan untuk pengamanan KAA 2015 di Jakarta. Sementara 1.015 personel dari Polda Jabar dan 400 Brimob dari Polda Metro Jaya akan dikerahkan untuk pengamanan KAA 2015 di Bandung.

Sementara itu, seperti diberitakan Antara, TNI mengerahkan 16.631 personelnya untuk menjaga keamanan. Jumlah itu terdiri atas 300 orang Komnado Gabungan Pengamanan (Kogabpam). Kemudian sebanyak 500 orang dari Kosatgapam TNI, 4.256 orang dari Satgaspam VVIP, 3.550 orang dari Satgas Pamwil-1, 3.150 orang dari Satgas Pamwil-2. Serta, 5.416 orang dari Satgaspam VIP-1, 3.136 orang dari Satgaspam VIP, dan 2.750 orang dari Satgas Passus.

Pasukan pengamanan, juga didukung sebanyak 1.000 orang Satgas Laut, 600 orang dari Satgas Hanud,1.300 orang dari Satgas Udara (Koopsau-I), 762 orang dari Satgas Intel, 150 orang Satgas Kodam II/Sriwijaya, 150 orang Satgas Kodam IV/Diponegoro dan 750 orang dari Pasukan Standby Force.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com