JAKARTA, KOMPAS.com — Politisi PDI Perjuangan, Aria Bima, menilai, pidato Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri mengenai petugas partai adalah hal yang biasa. Menurut Aria, petugas partai sesungguhnya memiliki sebuah makna yang sangat baik, yakni menjalankan ideologi partai.
"Petugas partai bukan jongos, bukan pesuruh, jangan dipelesetkan. Jongos ideologi enggak masalah, tetapi bukan jongos ketua umum," kata Aria di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/4/2015).
Aria meyakini, yang dimaksud sebagai petugas partai oleh Megawati adalah kader yang harus menjalankan ideologi dan kebijakan partai. Ideologi dan kebijakan tersebut, kata dia, pastinya akan sangat bermanfaat bagi rakyat. (Baca: Istilah "Petugas Partai" Rugikan Jokowi)
Jika memang kader PDI-P yang menjabat, baik di eksekutif maupun legislatif, melenceng dari ideologi partai yang seharusnya, Megawati sebagai ketua umum berhak menegur.
"Petugas partai ini aparatus (alat) ideologis. Saya ini 10 tahun petugas partai," katanya. (Baca: Politisi PDI-P: Sebut Petugas Partai, Megawati Tak Rendahkan Jokowi)
Terkait pidato mengenai "penumpang gelap", kata dia, Megawati sedang menyinggung mengenai orang-orang yang tidak paham Nawa Cita, tetapi mencoba untuk masuk ke kekuasaan. Namun, dia enggan menyebutkan secara spesifik siapa "penumpang gelap" itu.
"'Penumpang gelap' ini tidak tahu marwahnya, tidak senyawa dengan ideologi dan Nawa Cita," ucapnya.
Megawati sebelumnya menegaskan kader partainya yang enggan disebut sebagai petugas partai dipersilakan keluar dari partai. Sebab, kata dia, semua kader PDI-P di legislatif maupun eksekutif merupakan petugas partai. (Baca: Megawati: Kalau Tidak Mau Disebut Petugas Partai, Keluar!)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.