JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Hendri Yosodiningrat menilai Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sama sekali tidak merendahkan Presiden Joko Widodo saat menyebutnya sebagai petugas partai.
Pada kenyataannya, kata dia, Jokowi adalah Presiden yang diusung oleh partai politik sehingga harus menjalankan amanat partai yang dianggap bermanfaat bagi rakyat.
"Saya tidak melihat dia (Jokowi) direndahkan martabatnya, prinsipnya memang begitu, dia petugas partai seperti kami di DPR. Seperti caleg, kalau dia terpilih dia ditugaskan," kata Hendri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13/4/2015).
Terlebih lagi, lanjut dia, Jokowi juga saat itu menghadiri Kongres IV PDI-P yang merupakan acara partai. Jokowi juga, kata dia, hadir sebagai kader, bukan sebagai Presiden.
"Ketika dia masuk rumah, kembali ke rumah, disitu dia kembali menjadi petugas partai," ucapnya. (baca: Makna "Petugas Partai" Tak Selalu Negatif)
Hendri menyadari, Presiden memang bertanggungjawab ke rakyat karena dipilih langsung oleh rakyat. Namun, visi-misi yang diusung Jokowi saat mendaftar sebagai Presiden, kata dia, disusun bersama parpol pengusungnya.
Mau tidak mau Jokowi harus menjalankan visi misi tersebut. Parpol pun harus terus mengawasi Jokowi agar visi misi yang dicita-citakan berjalan sebagaimana mestinya.
Megawati sebelumnya meminta semua kadernya yang ada di jajaran eksekutif dan legislatif untuk menjalankan tugas sesuai dengan garis perjuangan partai. Instruksi itu diberikan Megawati tanpa bisa ditawar. (baca: Megawati: Kalau Tidak Mau Disebut Petugas Partai, Keluar!)
"Sebagai kepanjangan tangan partai, kalian adalah petugas partai. Kalau enggak mau disebut petugas partai, keluar!" kata Megawati dalam pidato penutupan Kongres IV PDI-P, di Sanur, Bali, Sabtu (11/4/2015).