JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syarif Hidayat mengatakan, persoalan yang terjadi di dalam penerapan otonomi daerah atau desentralisasi hingga kini tak dapat diselesaikan. Hal itu disebabkan minimnya pemahaman lembaga eksekutif dan legislatif dalam menyelesaikan persoalan itu.
Syarif mengatakan, persoalan dalam implementasi otda sebenarnya tak hanya terjadi pasca-reformasi. Persoalan itu, kata dia, sebenarnya telah terjadi pasca-Indonesia merdeka di tahun 1945 lalu.
"Karena pemahaman atas konsep dan implementasi kebijakan desentralisasi didasarkan pada penggalan peristiwa. Kita tidak akan pernah memahami penyakit otda kalau hanya memenggal peristiwa," kata Syarif dalam diskusi bertajuk "Membedah Pelaksanaan Otonomi Daerah Dalam Memperkuat Pemerintahan Daerah dan Demkrasi di Indonesia" di Kompleks Parlemen, Jumat (10/4/2015).
Syarif menganalogikan, problematika otda seperti penyakit demam yang diikuti flu. Jika seseorang pergi ke dokter untuk memeriksakan dirinya ke dokter umum, maka dokter tersebut akan mendiagnosa pasien itu menderita penyakit flu.
"Padahal ada penyakit kanker hati, yang diobatinya hanya flu-nya, bukan kanker-nya. Karena demam hanya symptoms dari kanker hati," ujar dia.
Syarif menambahkan, salah satu persoalan otda sejak jaman kemerdekaan hingga kini adalah kecenderungan pemimpin daerah yang bersifat elitis. Padahal seharusnya otda ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Desentralisasi yang cenderung elitis, desentralisasi bukan dari masyarakat. Ini yang masih berlangsung sampai hari ini," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.