Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Diputus Innospec, Direktur PT Soegih Interjaya Mengaku Rekayasa Surat Elektronik

Kompas.com - 08/04/2015, 19:28 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur PT Soegih Interjaya Muhammad Syakir mengaku merekayasa isi surat elektronik yang dikirimkan perusahaannya kepada Innospec. Menurut Syakir, hal itu dilakukannya karena khawatir Innospec akan memutus kontrak dengan PT Soegih Interjaya dalam pengadaan zat tambahan bahan bakar tetraethyl lead (TEL) Pertamina tahun 2004-2005.

"Saya tahu TEL sudah pasti akan berakhir waktu dekat karena secara global teknologi semakin canggih," ujar Syakir saat bersaksi dalam sidang praperadilan yang diajukan mantan Direktur Pengelolaan Pertamina Suroso Atmo Martoyo, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (8/4/2015).

Suroso mengajukan gugatan praperadilan terhadap KPK atas penetapannya sebagai tersangka dalam kasus kasus dugaan suap dalam pengadaan zat tambahan bahan bakar tetraethyl lead (TEL) Pertamina tahun 2004-2005

Pada persidangan hari ini, kuasa hukum Suroso, Tommy Sihotang, membacakan petikan surat elektronik berbahasa Inggris yang dikirimkan Syakir kepada salah satu direktur Innospec yang isinya menyatakan bahwa Suroso memberitahu Direktur PT Soegih Interjaya Willy Sebastian Liem bahwa Pertamina ditekan dalam pengadaan TEL dan mengendus nuansa politis.

Syakir menuliskan bahwa ada dua menteri yang menyokong aktivitas di Pertamina. Dalam surel tersebut, Syakir meyakinkan Innospec bahwa jika Pertamina kehabisan stok TEL, maka akan menggunakan HOMC sebagai alternatif dan dapat merugikan Innospec. Syakir juga "menjual" nama Suroso agar dipercaya oleh direksi Innospec  dengan menggunakan identitas Suroso berupa salinan paspor dan memalsukan tandatangan. Rekening yang dibuka Syakir bernomor 352-900-970-2 milik Suroso dan menerima uang dari The Associated Octel melalui Willy sejumlah 190.000 dollar AS.

Kemudian, pada 11 September 2008, uang tersebut dipindahkan ke rekening Suroso yang lain di UOB Singapura A/C Nomor 380-009-405.

"Saya mengambil kesempatan untuk minta uang. Supaya Octel yakin, saya jual nama Suroso," kata Syakir.

Setelah itu, Syakir membuka rekening atas nama Suroso di Bank UOB di Singapura. Ia memanipulasi pembukaan akun-akun. Syakir mengatakan, hal tersebut dilakukannya tanpa sepengetahuan Suroso.

"Minta uang dan sebagainya hanya karangan untuk mendapatkan komisi lebih untuk saya sendiri, bukan untuk Suroso," kata Syakir.

Namun, Syakir mengaku gagal mengambil sejumlah uang tersebut di Bank UOB Singapura karena tidak memiliki paspor asli Suroso. Hingga saat ini, kata dia, uang tersebut masih utuh di bank tersebut.

Hakim Ketua Suyadi lantas menyindir penipuan yang dilakukan Syakir.

"Ini semacam kayak SMS nipu itu, ya. Saudara enggak pernah jadi tersangka karena ini?" ujar Suyadi.

"Tidak pernah," jawab Syakir.

"Ya Alhamdulillah kalau begitu," kata Suyadi.

Syakir mengaku menyesal atas apa yang diperbuatnya. Bahkan, kata Syakir, ia telah menyampaikan permintaan maaf tersebut melalui media seusai diperiksa sebagai saksi oleh KPK.

"Saya merasa bersalah dan menyesal. Saya tidak tahu dan berpikir sejauh itu kalau akan kena hukum," kata Syakir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com