Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sidang, Ketua DPRD Bangkalan Mengaku Minta Penyidik Ubah Isi BAP

Kompas.com - 23/03/2015, 17:07 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua (nonaktif) DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron dicecar berbagai pertanyaan mengenai suap yang diterimanya terkait jual beli gas alam di Bangkalan, Jawa Timur. Tak hanya hakim yang membandingkan kesaksian Fuad dengan berita acara pemeriksaan, penasihat hukum terdakwa Direktur PT Media Karya Sentosa Antonius Bambang Djatmiko pun mengkonfirmasi kesaksiannya.

"Bapak pernah memberikan keterangan penyidik namanya Damanik, 'saya tidak melaporkan penerimaan uang atas pemberian tersebut pada pihak yang berwenang atau pada KPK karena saya menganggap pemberian uang dari PT MKS atau dari pihak lain kepada saya adalah merupakan rizki dari Allah yang saya lupa melaporkannya pada pihak yang berwenang atau pada KPK," ujar penasihat hukum Bambang saat Fuad bersaksi dalam sidang kliennya di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Pernyataan tersebut sedikit menggelitik penonton sidang yang terlihat menahan tawa. "Apakah menurut bapak ketika menerima pemberian pemberian kepada bapak MKS atau pak Bambang takut kepada bapak?" lanjut penasihat hukum.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Fuad mengaku saat itu sedang sakit sehingga jawaban yang diberikannya sedikit "ngawur". Ia mengatakan, saat itu ia meminta agar isi BAP-nya diganti karena tidak sesuai dengan jawaban yang sebenarnya ingin dia utarakan.

"Waktu itu saya sakit dan kemudian saya menjawab agak ngawur. Dan saya nggak ngerti, kebingungan. Itu kurang pas jawaban saya dan seingat saya saya minta dirubah itu, Pak Damanik tolong diubah," kata Fuad.

Namun, saat itu Damanik terlihat sibuk karena beberapa kali meninggalkannya. Setelah itu, ia tidak lagi ingat untuk meminta penyidik mengubah isi BAP-nya.

Fuad mengatakan, jika diperbolehkan memperbaiki keterangannya dalam BAP, ia akan menjawab bahwa uang pemberian Bambang masih disimpannya dan mempertimbangkan akan dilaporkan ke KPK atau tidak. Namun, Fuad mengaku takut rumahnya digeledah jika ia melaporkan uang tersebut ke KPK.

"Kalau dilaporkan takut digeledah, enggak dilaporkan, salah. Jadi masih mencari penyelesaian hukum bagaimana. Yang penting uang semua ada, tertata, tidak saya habiskan, jadi itu yang disita," ujar Fuad. (Baca: Kata Fuad Amin, KPK Mestinya Jerat Dirut PT MKS)

Berdasarkan surat dakwaan, Antonius menyuap Fuad sebesar Rp 18,85 miliar agar Fuad yang saat itu menjabat sebagai Bupati Bangkalan memuluskan perjanjian konsorsium kerja sama antara PT MKS dan PD Sumber Daya. Antonius memberikan uang kepada Fuad setiap bulan seluruhnya Rp 3,2 miliar dengan besaran pemberian Rp 200 juta per bulan dari 29 Juli 2011 sampai 4 Februari 2014. Pada Januari 2014, Antonius meminta bantuan Fuad agar PT MKS tetap memberikan uang dan dinaikkan menjadi Rp 700 juta setiap bulan. Padahal, saat itu Fuad tidak lagi menjabat sebagai Bupati Bangkalan. (Baca: KPK Sita Rumah Mewah Fuad Amin di Sleman)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com