"Diterima tim pengawas internal," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha.
Kedatangan Hasto ini dalam rangka memenuhi undangan KPK untuk mengklarifikasi pernyataannya di Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat. Ketika itu, Hasto menyampaikan bahwa Ketua KPK Abraham Samad melakukan politik praktis menjelang Pemilihan Presiden 2014 dengan berinisiatif mendekati partai-partai untuk menjadikannya sebagai calon wakil presiden.
Menurut Priharsa, Hasto tidak bertemu pimpinan KPK, termasuk Abraham Samad. Seusai pertemuan, Hasto mengatakan bahwa KPK mengapresiasi langkah yang dilakukannya.
"(KPK) memberikan apresiasi atas keterangan yang saya berikan," kata Hasto, saat ke luar Gedung KPK.
Hasto berada di Gedung KPK selama kurang lebih dua jam. Menurut dia, pertemuan dengan pimpinan KPK berlangsung dalam suasana santai. KPK, kata Hasto, ingin menggali kebenaran tudingannya terhadap Abraham Samad.
"KPK betul-betul ingin mengungkapkan kebenaran yang ada di sini, apakah terjadi pelanggaran etika dan itulah yang saya sampaikan, bukti-bukti pelanggaran kode etik," kata dia.
Kepada wartawan, Hasto mengaku telah menyampaikan keterangan secara jujur dan lengkap disertai bukti-bukti. Sejumlah bukti yang diserahkan di antaranya berupa keterangan saksi, dokumen, dan data yang disimpan dalam compact disk.
"Buktinya tentu saja adalah bukti-bukti pertemuan, ada banyaklah, ada foto, ada pernyataan saksi di situ, kemudian ada bukti-bukti juga yang masih dipegang oleh Bareskrim sehingga kita meminta mengharapkan agar kerja sama dari lembaga ini," tutur Hasto.
Ia juga kembali menekankan bahwa apa yang dilakukannya bukan untuk memperlemah KPK. Hasto mengklaim ingin menyelamatkan KPK dari oknum yang memiliki kepentingan politik. Menurut dia, KPK perlu membentuk komite etik untuk menelusuri dugaan pelanggaran yang dilakukan Abraham.
Sebelumnya, dua pekan lalu, dalam sebuah jumpa pers, Hasto menuding Abraham terlibat dalam politik praktis dengan berinisiatif mendekati partai-partai untuk menjadikannya sebagai calon wakil presiden. Hal itu juga diungkap dalam artikel di Kompasiana berjudul "Rumah Kaca Abraham Samad". Artikel tersebut ditulis Sawito Kartowibowo. Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa Samad pernah beberapa kali bertemu dengan petinggi parpol dan membahas beberapa isu, termasuk tawaran bantuan dalam penanganan kasus politisi Emir Moeis yang tersandung perkara korupsi.
Abraham Samad membantah pernyataan Hasto dan menganggap tuduhan itu adalah fitnah. Ia mengakui bahwa dirinya sempat digadang-gadang menjadi cawapres. Namun, ia mengklaim tidak pernah berinisiatif untuk menjadi cawapres.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.