BATAM, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla optimistis pembangunan pabrik ponsel 4G di Indonesia bisa menekan impor ponsel Tiongkok. Namun, menurut Kalla, produk ponsel 4G Indonesia harus diperbaiki kualitas dan harganya terlebih dahulu untuk bisa menyaingi produk Tiongkok.
"Pasti (bisa menekan impor), tapi perlu memperbaiki kualitas dan harganya," kata Kalla seusai mengunjungi pabrik ponsel 4G produksi PT Sat Nusapersada Tbk di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (6/2/2015).
PT Sat Nusapersada memproduksi ponsel 4G pertama di Indonesia bermerek IVO. Perusahaan manufaktur elektronika yang berlokasi di Batam itu juga memproduksi ponsel merek lain seperti Venera dan TREQ. Dalam kesempatan yang sama, Kalla mengatakan bahwa dia telah meminta agar ponsel yang diproduksi anak bangsa ini bisa dipromosikan besar-besaran. Ia meminta PT Sat Nusapersada menggandeng operator untuk bekerjasama.
"Saya minta dia promosi besar-besaran untuk bekerjasama katakanlah Telkomsel, operator, untuk memperkenalkan kalau kita juga sudah produksi handphone dalam negeri. Nanti Menkominfo akan laksanakannya dengan Menteri Perindustrian," ucap dia.
Politisi Partai Golkar ini juga mengatakan bahwa pertumbuhan pabrik ponsel bisa mendorong tumbuhnya industri pendukung. Mengenai insentif atau pajak yang bakal dikenakan, Kalla mengatakan bahwa hal itu akan diatur lebih lanjut.
Data KSO Sucofindo – Suveyor Indonesia menunjukkan, impor ponsel ke Indonesia pada 2013 mencapai 58 juta unit dengan nilai 2,6 miliar dollar AS atau setara Rp 35 triliun. Pada 2014, ponsel impor diperkirakan mencapai 60 juta unit atau dengan nilai 3,4 miliar dollar AS atau sekira Rp 42 triliun.
Fakta ini menjadikan Indonesia sebagai negara paling konsumtif diantara negara lain se-Asia Tenggara berdasarkan lembaga riset Gfk Asia. Menanggulangi hal ini, pemerintah sedang gencar menggodok regulasi agar lebih mendukung perusahaan lokal.
Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian, dan Kemeninfo telah menetapkan syarat bagi tiap perangkat elektronik 4G yang ingin masuk ke Indonesia. Syarat itu adalah harus memenuhi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen.
Kebijakan ini mulai berlaku pada 2017 mendatang. Untuk itu, perusahaan lokal juga dihimbau menggenjot kualitasnya agar mampu menyediakan kandungan lokal bagi perusahaan asing
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.