Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Lebih Serius Kurangi Angka Kematian Ibu

Kompas.com - 03/02/2015, 15:33 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo diminta untuk lebih tanggap dalam mengedepankan isu-isu bagi perempuan. Salah satunya adalah untuk mengurangi angka kematian ibu di Indonesia.

"Indonesia memiliki ranking buruk soal angka kematian ibu. Tetapi, hingga saat ini belum ada upaya signifikan yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut," ujar Ketua Kalyanamitra Listyowati, dalam sebuah diskusi mengenai agenda politik Jokowi-JK mengenai perempuan di Kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/2/2015).

Listyowati mengatakan, sebenarnya angka kematian ibu bukanlah isu yang baru. Indonesia, menurut Listyowati, mendapat ranking terburuk di kawasan Asia Tenggara, mengenai isu tersebut.

Ia mengatakan, di Indonesia, angka kematian ibu mencapai 395/100.000 angka kelahiran. Menurut dia, dalam sehari terdapat 2-3 perempuan yang meninggal. Listyowati menilai, angka tersebut telah menunjukan betapa seriusnya masalah tersebut untuk cepat mendapat penanganan dari pemerintah.

Ia mengatakan, angka kematian ibu sangat berpengaruh dalam proses regenerasi bangsa. Ia mengatakan, setidaknya dalam waktu dekat, pemerintah dapat menjadikan isu tersebut sebagai program prioritas.

Beberapa langkah yang dapat diambil, misalnya dengan mendukung judicial review mengenai Undang-Undang Perkawinan, yang mengatur batas usia pernikahan bagi perempuan. Menurut dia, pernikahan usia dini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka kematian ibu saat melahirkan.

Selain itu, pemerintah diharapkan lebih tanggap terhadap fasilitas kesehatan bagi ibu hamil yang berada di daerah pelosok Indonesia. Menurut dia, fasilitas kesehatan yang kurang memadai seringkali menjadi penyebab meningkatnya angka kematian ibu.

"Jaminan biaya kesehatan bagi setiap warga sudah mulai ada progres. Misalnya dalam Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi itu belum menjawab persoalan besar lainnya. Kami harap pemerintah membuat program-program khusus bagi perlindungan kesehatan dan reproduksi perempuan," kata Listyowati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com