"Semboyan kerja, kerja, kerja dalam 100 hari pertama ini banyak diganjal kisruh politik. Ini membuat fokus pembangunan ekonomi dan sosial jadi terganggu," ujar Sihol.
Sihol menyebutkan, kisruh itu, di antaranya, yang terjadi dalam dua pekan terakhir yaitu polemik penunjukan Komjen Budi Gunawan sebagai calon Kapolri dan penetapannya sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Selain itu, pro dan kontra soal pilihan Jokowi terkait anggota-anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Menurut Sihol, kekuatan politik yang berada di belakang Jokowi justru tidak memberikan dukungan penuh dan terkesan mengamankan kepentingan politiknya sendiri. Sihol menilai, hal itu terlihat dari sejumlah manuver yang dilakukan kader PDI Perjuangan. Pertama, kata dia, PDI-P terlihat gencar mendukung Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri. Padahal, publik menolak mengingat catatan rekam jejaknya atas dugaan kepemilikan rekeningtak wajar. Penetapan statusnya sebagai tersangka justru tak menyurutkan dukungan kepadanya.
Kedua, lanjut Sihol, saat pelaksana tugas Sekjen PDI-P Hasto Kristianto menyebutkan lobi politik yang dilakukan Ketua KPK Abraham Samad menjelang Pemilihan Presiden 2014 lalu. Dan ketiga, kader PDI-P Sugianto Sabran melaporkan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto ke Bareskrim atas tuduhan memerintahkan saksi memberi keterangan palsu dalam persidangan sengketa Pilkada Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, di Mahkamah Konstitusi (MK) 2010 silam.
Ketiga manuver itu, menurut Sihol, mengacaukan persepsi piblik terhadap pemerintahan Jokowi.
"Rakyat kecewa dan pasti akan mengadili mereka di tempat pemungutan suara (TPS) dalam Pileg 2019 mendatang. Sudah pasti itu," ujar Sihol.
Sihol berpendapat, ke depan, koalisi pendukung Jokowi-Jusuf Kalla, Koalisi Indonesia Hebat, harus mewakili aspirasi rakyat dan jangan melawan arus keinginan rakyat. Ia mengingatkan, partai-partai pendukung pemerintah harus mengingat pengalaman tahun 1999 di mana PDI-P memperoleh suara besar, namun anjlok pada Pemilu 2004.
"Kalau begini terus, dukungan ke partai KIH menurun dalam Pileg 2019, sementara dukungan ke Jokowi malah semakin besar," ujar Sihol.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.