Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lanud Iskandar, Landasan TNI AU Terluas nan Bersejarah yang Tak Banyak Dikenal

Kompas.com - 10/01/2015, 06:18 WIB
Dani Prabowo

Penulis

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com - Sepekan terakhir, aktivitas di Landasan Udara Iskandar begitu padat. Puluhan helikopter milik TNI Angkatan Udara, Polri, Badan SAR Nasional, bahkan Seahawk milik Amerika Serikat mendarat di lanud ini. Tidak hanya itu, pesawat Hercules C-130, CN-295 TNI AU hingga pesawat amfibi BE-200 milik Rusia juga ikut mendarat.

Peningkatan aktivitas di Lanud Iskandar tidak terlepas dari peristiwa kecelakaan yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501. Pesawat yang mengangkut 155 penumpang dan tujuh kru itu, dilaporkan hilang di Selat Karimata sejak 28 Desember 2014 lalu. Sejak saat itu, Lanud Iskandar dijadikan posko utama pencarian korban dan pesawat AirAsia QZ8501.

Sebenarnya, tak banyak yang tahu dengan keberadaan Lanud Iskandar ini. Bahkan, belum tentu semua anggota TNI mengetahui keberadaan lanud yang berada di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Padahal, lanud ini adalah milik TNI Angkatan Udara.

"Jangankan publik dan media, bahkan tidak semua anggota TNI tahu Lanud Iskandar ini," kata Danlanud Iskandar Letkol Pnb Johnson Simatupang di Lanud Iskandar, Jumat (9/1/2015).

Johnson mengatakan, Lanud Iskandar sebenarnya merupakan lanud terluas di Indonesia. Luasnya yang mencapai 3000,6 hektar melebihi luas Lanud Halim di Jakarta dan Lanudal Juanda di Sidoarjo, Jawa Timur. Hanya saja, dari luas tersebut, baru sekitar 200 hektar saja yang dimanfaatkan sebagai kantor dan landasan pacu pesawat.

Johnson menambahkan, luasnya area yang dimiliki lanud ini, akhirnya menjadikannya sebagai hutan kota. Pasalnya, wilayah di sekitar lanud ini masih dikelilingi oleh hutan yang cukup asri. Banyak warga yang akhirnya memanfaatkan wilayah di sekitar lanud untuk dijadikan lokasi tempat tinggal. Mereka mendirikan bangunan seperti rumah dan beranak pinak di sini.

"Kawasan kita dikelilingi perumahan, jadinya dijadikan hutan kota," ujarnya.

Landasan Aju

Meski memiliki area yang cukup luas, status Lanud Iskandar ini masih termasuk ke dalam lanud tipe C. Oleh karenanya, tidak banyak pasukan TNI AU yang bertugas untuk menjaga lanud ini. Hanya sekitar 90 pasukan saja yang setiap hari mengamankan ribuan hektar wilayah lanud ini. Itu pun bukan pasukan Korps Pasukan Khas TNI AU (Korpspaskhas).

Selain itu, status lanud ini juga juga dijadikan sebagai landasan aju bagi pasukan TNI. Artinya, ketika terjadi pertempuran yang melibatkan Indonesia, lanud ini akan bertindak sebagai landasan support untuk menerbangkan pesawat tempur Indonesia guna menunjang pertahanan wilayah.

"Kita ini statusnya adalah pangkalan aju, yang harus siap, standby, dalam keadaan darurat," katanya.

Selain minim pasukan, lanud ini juga tidak dilengkapi dengan skadron udara yang sewaktu-waktu siap melakukan pertempuran. Jika kondisi darurat terjadi, seperti penyerangan terhadap Lanud Iskandar, maka pihak lanud akan menghubungi Lanud Supadio di Pontianak, Kalimantan Barat untuk menerjunkan tim Korpspaskhas.

Penerjunan bersejarah

Johnson mengatakan, Lanud Iskandar merupakan salah satu lanud yang bersejarah tak hanya bagi TNI, tetapi juga bagi kemerdekaan Indonesia. Nama Iskandar yang disematkan di lanud ini merupakan nama salah satu penerjun pertama yang dimiliki Indonesia.

Johnson bercerita, pada tahun 1947, Gubernur Kalimantan Pangeran Muhammad Noor mengajukan permintaan kepada AURI untuk membangun stasiun radio. Stasiun tersebut dibangun untuk menyebarkan kabar kepada masyarakat Kalimantan bahwa Indonesia telah merdeka sejak 1945.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com