Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sirnanya Sekat Kebangsaan dalam Misi Kemanusiaan

Kompas.com - 09/01/2015, 08:13 WIB

"Kamera menggunakan inframerah, pemindai termal, sehingga bisa memantau suhu tubuh manusia dan penanda koordinat benda yang terpantau. Sepanjang hari ini sudah 50 lebih obyek yang terpantau dan dilaporkan ke Basarnas Indonesia untuk ditindaklanjuti," katanya.

Alexander Zimin, juru bicara Kedutaan Rusia untuk Indonesia, yang ikut dalam penerbangan menerangkan pesawat tersebut memiliki beragam fungsi. Pada kabin pesawat, misalnya, bisa dipasang kontainer untuk melakukan operasi bedah di udara. "Minimal untuk memasang alat penunjang kehidupan sampai pasien bisa mendapat perawatan lebih lanjut di darat," kata Zimin yang fasih berbahasa Indonesia.
Pernah terlibat perang

Selain Jepang dan Rusia, negara yang ikut melakukan pencarian antara lain Amerika Serikat, Tiongkok, dan Australia. Jika melihat jalinan kebersamaan negara-negara itu, sulit dibayangkan bahwa di kawasan yang sama, yakni Asia, mereka pernah terlibat dalam perang paling berdarah dalam sejarah umat manusia.

Tahun 2015, dunia akan memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Lokasi pencarian AirAsia berada di Laut Jawa. Dulu, di laut yang sama, Jepang bertempur antara lain dengan Amerika Serikat dan Australia. Rusia dan Tiongkok juga bertikai dengan Jepang pada perang besar tersebut.

Kini, selama hampir dua pekan, negara-negara itu bersama Korea Selatan, Malaysia, dan Singapura bersatu padu membantu Indonesia. Di darat pun tak berbeda. Beberapa prajurit Rusia dan Amerika Serikat terlihat bersenda gurau. Sekat-sekat kebangsaan negara adikuasa runtuh berkat misi kemanusiaan. Di Pangkalan Udara Iskandar, mereka berbincang bak kawan lama.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko pun menyampaikan terima kasih atas bantuan itu.

"Personel negara-negara yang membantu pencarian AirAsia bekerja sangat keras. Kami sangat terbantu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com