Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Di Sini Hanya Pegawai Asing yang Boleh Beli Miras"

Kompas.com - 24/12/2014, 14:26 WIB
Kontributor Bandung, Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com – Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi dikagetkan dengan penemuan banyaknya warung jamu yang menjual miras oplosan. Dari razia yang dipimpinnya, 90 persen warung jamu menjual miras. Bahkan rumah makan padang dan counter pulsa pun ikut menjual miras.

Untuk menekan makin merajalelanya penjualan miras dan miras oplosan, pihaknya mengeluarkan kebijakan berupa Peraturan Bupati tentang Tata Kelola Miras. Dalam perbup tersebut diatur siapa saja orang di Purwakarta yang boleh membeli miras berikut tempatnya.

“Kita tidak bisa serta merta melarang seluruh orang yang tinggal di Purwakarta membeli miras. Karena di Purwakarta ada sekitar 1.000-an pegawai asing yang biasa meminum miras sebagai gaya hidup,” ujar Dedi Mulyadi di Purwakarta, Rabu (24/12/2014).

Dedi menjelaskan, nantinya, pegawai asing ini akan mendapatkan kartu bernama ‘Kartu Kendali Miras’. Hanya yang memegang kartu itulah yang bisa membeli miras. Di luar itu, bupati melarang penjual miras untuk melayani pembelian miras.

Jika terbukti melarang, bupati tidak segan-segan memberikan tindakan tegas. Untuk toko yang diperbolehkan menjual miras, Dedi mengaku, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) yang berwenang.

Meski demikian, pihaknya akan melihat kembali aturan-aturan yang sudah ada. Jika dalam aturan tersebut diperbolehkan toko-toko menjual miras, pihaknya akan membatasi penjualan di lima toko. Kebijakan ini diambil untuk mempermudah pengawasan.

Ketika ditanya kenapa hanya warga asing, Dedi mengatakan, orang asing minum untuk dirinya sendiri. Mereka membeli minuman yang kadar alkoholnya jelas dan tidak bertujuan untuk mabuk. Setelah minum, mereka biasanya langsung tidur. Berbeda dengan sebagian orang Indonesia dari kalangan menengah ke bawah. Karena ingin mabuk mereka mencari miras oplosan yang harganya murah. Padahal, di minuman tersebut kandungannya sangat berbahaya sehingga membuat orang meninggal.

“Orang asing kan tidak beli miras oplosan, miras yang mereka minum lebih aman,” ucapnya sambil menyatakan, pekerja asing sudah bisa mendapatkan kartunya besok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com