"Ada juga kepala daerah yang dulunya pengusaha sehingga dulu dia banyak uang. Ada juga yang rekeningnya gendut mungkin karena istri bekerja. Jadi gendut karena apa dulu? Kita tak bisa pretensi semua yang punya uang itu koruptor. Nanti saya punya rekening gendut tapi anak saya pengusaha, masa salah?" kata Kalla, di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (19/12/2014).
Namun, lanjut Kalla, jika rekening gendut itu terbukti berkaitan dengan indikasi tindak pidana korupsi, maka sang kepala daerah tersebut patut dipersalahkan.
Sebelumnya, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan telah menyerahkan Laporan Hasil Analisis (LHA) terkait rekening gendut sejumlah pejabat daerah kepada Kejaksaan Agung dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kejagung menerima delapan LHA terkait dugaan kepemilikan rekening gendut delapan kepala daerah, sedangkan KPK menerima LHA 10 kepala daerah.
Menurut Wakil Ketua PPATK Agus Santoso, nilai rekening dalam LHA yang dianalisis mencapai miliaran rupiah.
Ketua KPK Abraham Samad menyebutkan, dari laporan yang diterima KPK, ada nama mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo (Foke) dalam daftar pemilik rekening gendut tersebut. KPK pun siap untuk melakukan pengusutan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.