Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nestapa Banjarnegara dan Persalinan Ashanty

Kompas.com - 15/12/2014, 10:42 WIB

Tanah longsor di Banjarnegara seperti melengkapi kisah-kisah duka yang terjadi pada bulan Desember. Terkenanglah kita pada tanggal 26 Desember 2004 saat tsunami menghancurkan Aceh. Teringatlah kita pada 12 Desember 1992 saat gempa tektonik dan tsunami menghajar Flores.

Duka pada bulan Desember juga bukan cuma terjadi di Tanah Air. Pada tanggal 26 Desember 2003, gempa 6,4 SR mengguncang daratan Iran, tepatnya di kota Bam yang padat penduduk sehingga meluluhlantakkan kota itu dan menewaskan sekitar 45.000 jiwa.

Mundur lagi ke tanggal 26 Desember 1932, gempa terjadi di Kansu, Tiongkok, yang menewaskan sedikitnya 70.000 jiwa.  

Bencana gempa bumi 7,9 SR tercatat mengguncang Erzincan, Turki, tanggal 26 Desember 1939 hingga menewaskan 41.000 jiwa.

***

Bersamaan dengan nestapa Banjarnegara, dari Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, sebuah acara reality show berlangsung. Dari rumah sakit itu, proses Ashanty melahirkan putra pertamanya disiarkan secara live oleh RCTI pada pukul 13.00-16.00 WIB, Minggu (14/12/2014), dengan judul acara Anakku Buah Hati Anang Ashanty.

Proses kelahiran bayi Ashanty dan Anang Hermansyah dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi reality show dan live show. Banyak orang menanggapi reality show itu sebagai keanehan. Bukan saja lantaran disiarkan berbarengan dengan suasana dukacita, melainkan karena keluarga anggota DPR RI, Anang Hermansyah, telah dengan suka dan rela menyiarkan peristiwa pribadi keluarganya ke khalayak.

Bukankah melahirkan bayi ke bumi merupakan momen pribadi, sebuah peristiwa sakral yang lazimnya dilewati secara pribadi pula oleh keluarga yang bersangkutan. Namun, tidak demikian dengan keluarga Anang. Kabarnya, acara ini sudah dijual, seperti disiarkan oleh beberapa situs berita hiburan yang memberitakan beberapa bulan lalu bahwa pasangan ini sedang mencari sponsor untuk acaranya. Setelah deal, pengambilan gambar dimulai dari tiga bulan sebelum melahirkan, lalu lanjut dengan tayangan eksklusif secara live.

Entah dengan cara apa kita bisa memahami acara Anakku Buah Hati Anang Ashanty kemarin. Entah pelajaran apa yang hendak disampaikan kepada khalayak pemirsa berkaitan dengan peristiwa kelahiran itu? Adakah masyarakat kemudian mendapatkan pengetahuan bahwa mengejan itu butuh diselesaikan dalam 10 hitungan dan tidak perlu teriak-teriak ala melahirkan di sinetron Indonesia? Tidak, bukan?

Lantas, demi apa pula seorang anggota DPR yang seharusnya memiliki kepekaan lebih terhadap derita masyarakat harus tega mengambil keuntungan berupa popularitas dan mungkin juga sejumlah uang di tengah-tengah suasana nestapa ini?

Jika acara ini diniatkan sebagai hiburan, rasanya bukan hiburan semacam live show kelahiran yang dibutuhkan oleh masyarakat. Di luar bencana, sedemikian banyak persoalan yang menelikung bangsa ini. Salah satunya adalah naiknya semua harga kebutuhan pokok.

Tentu, bukan cuma kepada Anang sekeluarga kita bertanya-tanya tentang maksud tayangan acara itu. Pihak lain yang bertanggung jawab adalah juga RCTI selaku stasiun yang menyiarkan acara tersebut. Maka dari itu, secara lelucon, kita pun sebetulnya bisa bertanya bahwa RCTI tidak berimbang dalam pemberitaan. Mengapa stasiun TV ini hanya menyiarkan proses pernikahan dan kelahiran anak Anang-Ashanty, mengapa proses pembuatan anak pasangan penyanyi itu tidak disiarkan juga?

@JodhiY

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com