Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Buruh Pertama Indonesia dan Munir Dapat Penghargaan HAM

Kompas.com - 10/12/2014, 17:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com- Maria Ulfah Soebadio Sastrosatomo diberikan penghargaan anugerah Hak Asasi Manusia (HAM) dari Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

Penyerahan anugerah dalam rangka dalam rangka hari HAM se-dunia 10 Desember 2014 ini diserahkan langsung secara simbolis oleh Ketua Komnas HAM Hafid Abbas di Kantor Komnas HAM, Rabu (10/12/2014) siang.

"Ini adalah momentum refleksi bagi bangsa ini karena hari ini hari yang istimewa bagi masyarakat internasional, apa yang sebenarnya yang terjadi, terhadap pelanggaran berat HAM masa lalu," kata Hafid.

Dia menyebutkan, penghargaan ini merupakan wujud terima kasih dan apresiasi kepada orang-orang yang layak menjadi inspirasi dan panutan bagi pemerintah maupun masyarakat dalam menegakkan, menghormati, dan memajukkan hak asasi manusia.

Almarhumah Maria Ulfah Soebadio Sastrosatomo adalah Menteri Perburuhan pertama Indonesia (1947-1948) dan menteri perempuan pertama dalam sejarah Indonesia, yang dikenal konsisten memperjuangkan HAM.

Dialah yang mengusulkan agar HAM menjadi pasal khusus dalam UUD 1945. Meskipun sempan menimbulkan perdebatan panjang ketika beberapa kali amandemen UU 1945 yang memasukan banyak pasal tentang HAM.

Maria juga dikenal sebagai aktivis perempuan yang gigih memeperjuangkan hak politik, anti poligami, dan menetang perkawinan di bawah umur.

Ia dianggap sebagai tokoh-tokoh yang layak mendapatkan apreasi, atas jasa-nasa keduanya yang dinilai luar biasa dalam memperjuangkan perlindungan HAM.

Penghargaan juga diberikan kepada almarhum Munir Said thalib alias Munir. Pria kelahiran Malang 7 September 1965 itu adalah tokoh muda pembela human rights defender yang konsisten, kerja keras dan berani memperjuangkan hak asasi para korban pelanggaran HAM hingga akhir hayatnya.

Istri almarhum Munir, Suciwati, menerima penghargaan tersebut pada Senin (8/12) di Omah Munir Malang beberapa waktu silam. Hal tersebut karena ada sejumlah kesibukan yang dilakukan oleh Suciwati dalam rangka hari HAM se-dunia.

Informasi yang dihimpun, Munir pernah menangani kasus sejumlah kasus pelanggaran HAM yang mendapat banyak perhatian masyarakat, seperti Waduk Nipah Madura, pembunuhan aktivis buruh Marsinah, kasus Timor-Timur, dan sejumlah kasus pelanggaran HAM berat masa lalu seperti penghilangan orang paksa, Talangsari, Semanggi I, Semanggi II, Tanjungpriok dan lain sebagainya.

Munir meninggal dalam perjalanan menuju Amsterdam di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri tahun 2004 pada usia 38 tahun. Jabatan terakhirnya adalah Eksekutif Lembaga Pemantau HAM Indonesia Imparsial.

Adapun proses pemilihan penerima anugerah HAM itu dilakukan secara bertahap oleh tim penilai independen yang terdiri dari Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie, Aktivis Zumorotin, dan mantan ketua Mahkamah Agung (MA).

"Ini merupakan pertama kali Komnas HAM memberikan penghargaan kepada para tokoh yang dianggap berjasa, selanjutnya penghargaan ini rencananya alan dilakukan setiap tahun," ujar Hafid. (Rahmat Patutie)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Ahmad Ali Akui Temui Prabowo untuk Cari Dukungan Maju Pilkada Sulteng

Nasional
PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com