JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar, Agun Gunandjar, mengakui tidak adanya titik temu antara Aburizal Bakrie dan Agung Laksono mengenai waktu pelaksanaan Musyawarah Nasional IX Partai Golkar.
Agun menjelaskan, dalam upaya rekonsiliasi yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, permintaan Aburizal tidak dapat disetujui oleh pihaknya. Aburizal setuju pelaksanaan munas pada 2015, tetapi digelar pada bulan Oktober. Waktu tersebut dinilai terlalu lama.
"Tapi, jangan bulan Oktober dong, jadinya ketua umum enam tahun sekali gantinya. Sepakat 2015, tapi Aburizal juga mau Munas Bali juga ada, ya bagaimana? Jadi, yang tidak mau kompromi itu siapa?" ujar Agun, saat ditemui di ruang kerja Fraksi Golkar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (2/12/2014).
Selain meminta munas pada Oktober 2015, kata Agun, Aburizal juga meminta agar munas di Bali tetap dilaksanakan. Permintaan Aburizal tersebut akhirnya tidak dapat disetujui kubu Agung hingga akhirnya kesepakatan gagal dilakukan.
Agung sempat berada di Bali ketika munas digelar. Agung lalu bertolak ke Jakarta pada Senin (1/12/2014) siang atau pada hari kedua pelaksanaan munas. Namun, ia mengaku keperluannya di Bali bukan terkait munas.
"Sebenarnya mau pulang sekarang atau nanti, tidak ada pengaruhnya. Saya memang tidak ada urusannya dengan munas ini," kata Agung sebelum meninggalkan hotel. (Baca: Ingin Bertemu Agung Laksono, Akbar Tandjung Minta Tolong Priyo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.