Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Dinilai Lebih Perhatian di Bidang Ekonomi daripada Bidang Hukum

Kompas.com - 20/11/2014, 14:16 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo dianggap lebih menunjukkan perhatian di bidang ekonomi, dibandingkan dalam bidang hukum. Hal itu dikatakan oleh pakar hukum tata negara Refly Harun di sela-sela diskusi mengenai calon jaksa agung di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (20/10/2014).

"Ada kesan bahwa Presiden sangat concern dengan hal-hal yang berbau ekonomi, mungkin karena latar belakangnya pengusaha. Namun, kesan saya, (perhatian Presiden Joko Widodo) di bidang hukum tidak terlalu tinggi," ujar Refly.

Refly mengutarakan pendapat tersebut karena, menurut dia, beberapa jabatan tinggi di sektor hukum, dalam pemerintahan Jokowi, diberikan kepada orang-orang yang tidak tepat. Meskipun salah satu komitmen Jokowi sebagai Presiden adalah pemberantasan korupsi, Refly mengatakan, penunjukan calon-calon petinggi di bidang hukum yang berasal dari partai politik justru berpotensi melemahkan penegakan hukum di Indonesia.

Salah satu yang paling dikhawatirkan adalah pelemahan kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Menurut Refly, KPK saat ini adalah satu-satunya lembaga yang masih sangat dipercaya untuk menyelesaikan permasalahan dalam bidang korupsi.

Di sisi lain, Jokowi dinilai terlalu berfokus pada kemajuan sektor-sektor perekonomian, seperti yang dilakukan saat ia mengundang para investor asing masuk ke Indonesia dalam konferensi tingkat internasional yang baru saja dihadiri. Refly mengatakan, pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak dapat dilepaskan dari tingginya kepastian hukum.

"Mungkin pertumbuhan ekonomi tetap tinggi, tetapi tidak mencapai direction yang benar. Kita awasi saja, mumpung masih ada kebebasan pers dan demokrasi," kata Refly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

PSI Daftarkan 10 Sengketa Pileg ke MK, Anwar Usman Dilarang Mengadili

Nasional
Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Golkar Lebih Ingin Ridwan Kamil Maju Pilkada Jabar

Nasional
Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com