Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Puan Maharani Bicara Program yang Dinikmati Rakyat

Kompas.com - 05/11/2014, 15:32 WIB
Indra Akuntono

Penulis

Sumber KOMPAS

KOMPAS.com - Ketika nama Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Puan Maharani disebut sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, jagat media sosial riuh. Ada yang mempertanyakan kemampuannya. Namun, Puan santai menanggapinya.

Dengan nada datar Puan berujar, orang boleh bicara apa saja. Namun, dia meminta agar diberi kesempatan bekerja dan menjalankan tugas baru yang baginya merupakan sebuah tantangan.

Tugasnya memang tidak mudah. Putri Megawati Soekarnoputri itu memimpin sebuah kementerian yang mengoordinasi delapan kementerian lain.

Puan menjelaskan perasaan, peran, dan gagasannya setelah terpilih menjadi bagian dari Kabinet Kerja dalam wawancara dengan harian Kompas dan Kompas.com, pekan lalu, di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta.

Menjadi menko perempuan pertama dan menteri termuda, apa maknanya buat Anda?

Ini satu tanda perjuangan dari perempuan. Kita buktikan bahwa perempuan bisa. Niat (saya) baik, yakni membangun bangsa. Saya harus membuktikan kepada keluarga, bangsa, dan perempuan.

Saat mendengar pembangunan manusia dan kebudayaan, kemudian ditunjuk menjadi menko, apa yang terlintas pertama kali dalam benak Anda?

Yang ada di pikiran saya, sebagai Menko PMK, yang paling penting, ya, bangsa ini masih membutuhkan sumber daya manusia (SDM) andal agar bisa bersaing dengan SDM di luar negeri. Pendidikan dan kesehatan adalah fokusnya untuk menjadi manusia yang sejahtera dan unggul. Ini PR (pekerjaan rumah) terberat Kemenko PMK dan kementerian terkait.

Apa gagasan Anda mengenai kebudayaan dan bagaimana membangun manusia dalam konteks kebudayaan?

Kebudayaan itu, kalau saya mengambil konkretnya, langsung saja masuk ke keluarga. Di keluarga inilah kita berasal, bagaimana kita dididik, di situlah cara berpikir kita dimulai. Bagaimana kita saling menghormati, bergotong royong, menghargai kebudayaan, dan cara kita berkehidupan. Itu semua dimulai dari keluarga. Ini yang akan dibangun, bagaimana manusia-manusia unggul itu muncul dari awal hingga berkebudayaan.

Berkebudayaan seperti apa?

Saya ingin sesuai dengan Nawa Cita-nya Pak Jokowi. Manusia-manusia yang unggul adalah manusia yang berkebudayaan. Dalam arti, mereka memiliki jiwa nasionalisme, sehat jiwa dan rohani, dan memiliki daya saing luas, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri. Meski berkompetisi dan berdaya saing hingga ke luar negeri, tidak lupa akan nasionalisme dan asal bangsanya. Ini yang disebut revolusi mental.

Lantas penjabarannya dengan Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Indonesia Pintar?

Ya, itulah mengapa kemudian pendidikan dan kesehatan menjadi program prioritas. Dimulai dari pemikiran bahwa SDM harus dibangun dengan memberikan layanan gratis kesehatan dan pendidikan. Salah satu hal penting dalam kesehatan ialah perbaikan gizi ibu hamil dan bayi yang baru lahir. Banyak bayi baru lahir meninggal karena kurang gizi. Kenapa ibu hamil penting? Karena ibu-ibu hamil inilah yang menghasilkan SDM di masa depan.

Terkait pendidikan, sekarang program wajib belajar baru sembilan tahun. Nanti, dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP), wajib belajar menjadi 12 tahun pada 2015. Kita ingin seluruh rakyat Indonesia sejak SD hingga SMA bisa sekolah dengan benar. KIP secara bertahap akan dibagikan untuk meminimalkan masalah (hambatan menempuh pendidikan) di tengah masyarakat.

Halaman:
Baca tentang
Sumber KOMPAS
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com