JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Agus Rianto mengatakan, kepolisian Indonesia telah melakukan koordinasi dengan Interpol dan Kementerian Luar Negeri untuk mengetahui perkembangan kasus mutilasi terhadap dua warga negara Indonesia di Hongkong.
"Sejauh ini koordinasi kita dengan Interpol, Kemenlu, kemudian LO (liaison officer) kita di Hongkong. Kita cari kontak person keluarga di Indonesia yang bisa bantu identifikasi untuk keperluan ante-mortem," ujar Agus, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/11/2014).
Agus mengatakan, saat ini tim Disaster Victims Identification (DVI) sedang melakukan koordinasi dengan pihak Kementerian Luar Negeri. Hal tersebut dilakukan jika sewaktu-waktu diperlukan data ante-mortem untuk kedua WNI yang meninggal.
Untuk kasus tindak pidana pembunuhan yang dilakukan terhadap dua WNI tersebut, Agus mengatakan, proses penyidikannya ditangani sepenuhnya oleh kepolisian Hongkong. "Kita hanya bantu mengidentifikasi jenazah," kata Agus.
Sebelumnya diberitakan, seorang WNI bernama Sumarti Ningsih dibunuh di Hongkong. Saudaranya menyebut Ningsih bekerja sebagai disc jockey (DJ) di sebuah pub. Ia diduga dibunuh seorang bankir Inggris berusia 29 tahun, Rurik Jutting.
Selain Ningsih, ditemukan pula satu jasad perempuan di lokasi pembunuhan. Semula, perempuan itu disebut-sebut berasal dari Filipina. Namun, belakangan, perempuan tersebut berkewarganegaraan Indonesia yang dikenal dengan nama Jesse Lorena.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.