"Sensitivitas kaum perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dan perempuan itu dalam mengerjakan sesuatu jauh lebih detail serta selalu mengandalkan nuraninya. Hal-hal inilah yang jadi nilai plus kaum perempuan dalam memimpin," ujarnya.
Perempuan dan korupsi
Siti mengatakan, sebuah penelitian yang dilakukan di Eropa pada tahun 1990-an menyatakan keberadaan perempuan yang memegang peran penting di lembaga eksekutif ternyata mampu menekan atau menurunkan korupsi.
"Sejumlah perempuan yang ada di lembaga legislatif kemarin terjerat kasus korupsi. Secara tidak langsung, itu jadi rapor buruk untuk kaum perempuan. Oleh karenanya, saya berharap masuknya srikandi-srikandi di Kabinet Kerja ini bisa menekan korupsi di negeri ini, " katanya.
Ia mengatakan, masuknya perempuan pada Kabinet Kerja ini dipilih bukan hanya sebatas pertimbangan spesifik atau kepandaiannya semata. Namun, kehadiran mereka juga dianggap bisa membuat terobosan yang mungkin selama ini menjadi prioritas menteri laki-laki.
"Sebagai fitrahnya perempuan harus menunjukkan leadership perempuannya, yakni kalau dia sedang bekerja pasti detail, serius, dan menjiwai. Dan itu harus berkorelasi positif terhadap tugas-tugas yang dipercayakan oleh Presiden.
Menteri perempuan tersebut, lanjut Siti, harus jadi panutan atau role model di tengah citra buruk yang ditinggalkan oleh sejumlah perempuan di lembaga legislatif yang tersandung kasus korupsi.
Lebih lanjut, ia mengatakan, didapuknya Retno menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri diharapkan mampu mematangkan peran Indonesia di forum regional hingga internasional.
"Menlu yang baru sekarang harus bisa meyakinkan Indonesia di dunia internasional bahwa Indonesia siap menghadapi tantangan zaman. Kemudian khusus di lingkup ASEAN, kita tidak boleh tertatih-tatih menghadapi ASEAN Community tahun depan," katanya.
Sementara itu, kata Siti, masuknya perempuan pertama dari Papua, yakni Yohana Susana Yembise, yang meraih gelar profesor dan menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menjadi simbol pencerahan bagi pemberdayaan perempuan di kawasan Indonesia timur, khususnya Papua.
"Ini adalah waktunya bagi mereka, perempuan-perempuan terpilih untuk menunjukkan dedikasinya, kontribusinya untuk negeri. Hari ini mereka diundang, berpakaian putih, menurut saya bukan kamuflase, tapi ini adalah tanda bahwa mereka punya niat bersih untuk bekerja bagi bangsa ini," ujar Siti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.