Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BJ Habibie Kenang Cara Seleksi Menteri di Zaman Suharto

Kompas.com - 19/10/2014, 06:52 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Indonesia ke-3 Baharudin Jusuf Habibie memberikan saran kepada presiden terpilih Joko Widodo dalam memilih para menteri untuk kabinetnya mendatang.

Habibie, menceritakan pengalamannya saat menjabat sebagai wakil presiden di masa pemerintahan Presiden Soeharto. Habibie mengenang, saat itu dia bersama Soeharto duduk empat mata untuk mendiskusikan nama-nama yang pantas mengisi kursi menteri di kabinet.

Proses diskusi, kata Habibie, tak selalu berjalan mulus. Terkadang perbedaan pendapat membuat pemilihan menteri menjadi alot. Ketika Habibie merasa tidak setuju dengan nama menteri yang diusulkan Soeharto, dia langsung mengatakannya dengan terus terang.

"Saran saya itu ada yang dia (Soeharto) terima, dia oke. Tapi ada yang dia tidak terima, dan dia marah-marah sama saya," kata Habibie saat diwawancarai Kompas TV, di kediamannya, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014) sore.

Jika sudah terjadi perbedaan pendapat seperti itu, Habibie tak bisa lagi berbuat banyak. Soeharto akan tetap mengusung nama yang dipilihnya, meski Habibie tidak menyetujuinya. "Dia (Soeharto) bilang, 'pokoknya menterinya ini. Saya kan presidennya'. Kata saya silakan, tapi saya tahu menurut saya itu salah," ujar Habibie.

Pria yang akrab disapa Rudi oleh kerabat dekatnya ini menyayangkan sikap Soeharto yang tak mau mendengarkan masukan dalam memilih seorang menteri. Meskipun memilih menteri adalah hak prerogatif presiden, namun masukan dari berbagai pihak menurut dia tetap penting untuk didengarkan.

Di era demokrasi seperti ini, kata Habibie, usulan nama menteri tidak hanya datang dari presiden, wakil presiden, atau ketua umum partai politik. Usulan nama menteri bahkan datang langsung dari rakyat. Sehingga, Habibie berharap Jokowi bisa mempertimbangkan keinginan rakyat itu.

"Pak Jokowi tahu apa yang dikehendaki rakyat dan Pak Jokowi sudah memberikan beberapa janji-janji yang dicatat rakyat," kata Habibie.

Habibie yang dikenal dengan prestasinya dalam industri pesawat terbang ini kemudian hanya memberikan dua saran tambahan untuk Jokowi. "Saran saya, pertama karakter orang tersebut, perilakunya. Misalnya, dia itu mempunyai karakter dan budaya, kalau dia bilang merah, merah. Tidak hari ini merah besok hijau lusa putih. Penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki pembantu seperti itu," ujar Habibie.

Saran kedua, lanjut Habibie, para menteri harus profesional dan mengerti betul mengenai kementerian yang dipimpinnya. Keputusan Jokowi untuk mengisi 15 Menterinya dari unsur parpol, menurut dia tidak masalah jika mereka dapat bekerja secara profesional di bidangnya.

"Saya yakin tidak ada yang sempurna. Tidak bisa kita harapkan langsung Pak Jokowi tok selesai. Untuk hal itu, kalau Pak Jokowi, mengambil orang dan partai, karena alasan apa saja, maka yang masuk ke kabinet itu harus setia. Tidak (setia0 pada inti partainya tapi setia pada program nasional," kata penulis buku Habibie dan Ainun ini.

Untuk wawancara lengkap dengan BJ Habibie nantikan di Kompas TV, tepat pada hari pelantikan Jokowi-JK, Senin, 20 Oktober 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Puncak Perayaan HUT Ke-78 TNI AU Akan Digelar di Yogyakarta

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Sudirman Said Berharap MK Penuhi Rasa Keadilan

Nasional
Sejauh Mana 'Amicus Curiae' Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Sejauh Mana "Amicus Curiae" Berpengaruh pada Putusan? Ini Kata MK

Nasional
Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com