Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalau Jadi Menteri Pendidikan di Kabinet Jokowi, Alpha Ingin Ubah Sistem UN

Kompas.com - 13/10/2014, 06:31 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Alpha Ammirachman disebut-sebut sebagai salah satu kandidat Menteri Pendidikan Dasar, Menengah, dan Kebudayaan untuk kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Pengalamannya yang cukup panjang di dunia pendidikan membuat Alpha dianggap layak menduduki posisi iti.

Namanya diusulkan oleh Aliansi Masyarakat Profesional Indonesia (AMPI). Apa komentar Alpha?

"Saya terkejut, dan sangat menghargai usulan calon menteri dari profesional ada yang memasukkan nama saya," kata Alpha, di Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2014).

Alpha adalah mantan anggota Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan Tim Transisi Jokowi-JK. Saat ini, ia menjadi pengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten.

Sebagai seseorang yang menekuni dunia pendidikan, Alpha mengatakan, ada kekhawatiran terhadap rendahnya angka partisipasi sekolah (APS) di Indonesia. Hal ini, kata dia, akan menjadi fokus jika memang dia dipilih Jokowi menjadi menteri. 

Alpha mencatat, APS SD/MI saat ini sebesar 98,36 persen, SMP/MTs 90,68 persen, SMA/MA/SMK  63,46 persen, dan perguruan tinggi 19,97 persen. Semakin tinggi jenjang sekolah, angka partisipasinya semakin menyusut dan dianggap Alpha sebagai salah satu pemicu yang menempatkan Indonesia pada urutan 121 dari 169 negara pada tahun 2012.

"Penyebab APS rendah adalah terbatasnya akses pendidikan karena berbagai hal, di antaranya kemiskinan. Kalau tidak diperbaiki, bonus demografi Indonesia akan menjadi bencana demografi," ujarnya.

Selain meningkatkan APS, Alpha juga ingin mengubah sistem Ujian Nasional (UN) dari penentu kelulusan menjadi sebuah alat pemetaan kualitas. Menurut Alpha, UN yang menentukan kelulusan tidak memperhitungkan dengan adil proses pedagogik dan membuat semuanya terjebak pada hasil, bukan proses.

"Pendidikan kita juga masih beorientasi semata pada hasil bukan pada proses. Sebaiknya UN hanya digunakan sebagai pemetaan kualitas saja, bukan mementukan kelulusan," kata dia.

Selanjutnya, Alpha menginginkan pendidikan Indonesia memiliki suatu kurikulum yang mampu mengakomodir potensi lokal. Misalnya, SMK di daerah bahari harus memiliki kurikulum yang mampu memberikan pengayaan keterampilan dan pengetahuan nelayan, SMK di daerah pertanian juga demikian dan seterusnya.

"Anggaran pendidikan 20 persen dari APBN/APBD harus digunakan terutama untuk peningkatan kualitas belajar-mengajar, bukan terserap sebagian besar pada gaji guru seperti yang selama ini terjadi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Soal Maju Kembali di Pilkada Jateng, Sudirman Said: Kan Sudah Pernah

Nasional
FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

FPI, PA 212, dan GNPF Ulama Dukung Hakim MK Bikin Putusan yang Seadil-adilnya

Nasional
Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Bantah Putusan Bocor, MK: Rapat Hakim Masih sampai Minggu

Nasional
Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Jaga Independensi, MK Sembunyikan Karangan Bunga yang Sindir Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Busyro Muqqodas Harap Putusan MK Soal Sengketa Pilpres Berpihak pada Etika Kenegaraan

Nasional
Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Kemenlu: Indonesia Sesalkan DK PBB Gagal Sahkan Resolusi Keanggotaan Penuh Palestina

Nasional
Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Yusril Prediksi MK Tak Diskualifikasi Gibran

Nasional
Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Soal Besaran Tunjangan ASN yang Pindah ke IKN, Pemerintah Tunggu Jokowi

Nasional
MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

MK Bantah Ada Bocoran Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Marinir Indonesia-AS Akan Kembali Gelar Latma Platoon Exchange Usai 5 Tahun Vakum

Nasional
Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Ingin Pileg 2029 Tertutup, Kaesang: Supaya “Amplop”-nya Enggak Kencang

Nasional
PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

PSI Akan Usung Kader Jadi Cawagub Jakarta dan Wali Kota Solo

Nasional
Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Soal Sengketa Pilpres, Pengamat Nilai MK Tak Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran

Nasional
Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Profil Marsda Arif Widianto, Pati AU yang Kini Jabat Dansesko TNI

Nasional
Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Sudirman Said Sebut Pertemuan JK dan Megawati Kemungkinan Terjadi Setelah Putusan MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com