Maka sudah bisa ditebak kan, balas pantun yang dibuat boleh masyarakat yang hisa dibaca di media sosial kita?
Ya, yang pertama adalah soal Pilkada, dan yang kedua adalah sikap Presiden SBY dan Partai Demokrat berkait dengan Pilkada.
Beragam kreativitas dalam bentuk kata-kata dan gambar pun bermunculan di jejaring sosial.
Berikut adalah salah satu satire yang saya temukan di media sosial:
Seorang petani melapor ke kantor polisi dan mengatakan bahwa ia baru saja mengubur seorang anggota DPR yang mengalami kecelakaan mobil.
Polisi bertanya, apakah ia yakin bahwa anggota DPR yang dikuburkan itu benar-benar sudah meninggal dunia.
Si Petani menjawab: Dia ngakunya sih masih hidup, tapi saya tidak pernah percaya pada anggota DPR. Sudah mati pun masih coba menipu saya.
Ada pula yang menulis begini:
"Semalem saya bilang ke temen-temen: "Nanti WA (Whatsapp) ya sebelum voting!" (maksudnya kabarin saya). Saya ndak nyangka "WA" ini malah diterjemahkan temen-temen "Walk Aut".
Belum lagi yang berbentuk gambar/foto, yang menyindir Pak SBY yang dinilai sedang bersandiwara saat anggota Partai Demokrat keluar dari ruang sidang saat membahas RUU Pilkada.
Ada juga gambar yang memasang para pimpinan DPR RI dengan tulisan "Badut Sulap KMP" untuk ulang tahun, khitanan, dan sidang paripurna DPR, dan lain-lain.
Begitulah, semakin giat para politisi itu kreatif berakrobat, kian kreatif pula masyarakat meresponnya dalam berbagai bahasa ungkap.
@JodhiY
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.